KONTEKS.CO.ID – Pemerintah dinilai gagal dalam merespon gairah politik generasi muda Indonesia. Kebebasan berekspresi dan demokrasi saat ini dinilai memburuk.
Menurut Juru Bicara Blok Politik Pelajar Delpedro Marhaen, contohnya adalah sanksi bagi mahasiswa kritis, baik saat menggelar forum diskusi atau saat unjuk rasa atau demo turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi mereka.
“Saat ini generasi muda sedang dalam posisi berpartisipasi penuh dalam demokrasi. Dan itu dibuktikan dengan beragam aksi mengkritisi kebijakan pemerintah maupun parlemen dari tahun ke tahun” ujarnya dalam diskusi OTW 2024 dengan tema “Gairah Pemuda dan Demokrasi” yang diselenggarakan Lembaga Survei KedaiKOPI di Hotel Erian, Jakarta Pusat, Rabu, 29 Maret.
Sejumlah narasumber yang merupakan tokoh politik muda dihadirkan. Ada Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino dan Ketua Bidang Politik PP Pemuda Muhammadiyah Andreyan Noor.
Kemudian juga Wasekjen PB HMI Muh. Jusrianto, Ketua PP GP Ansor Saiful Rahmat Dasuki dan Juru Bicara Blok Politik Pelajar Delpedro Marhaen.
Menurut Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino, peran anak muda di partai politik saat ini sangat signifikan. Banyak ide dan gagasan yang lahir dari pemilikiran generasi muda.
“Ini karena ide dan gagasan banyak lahir dari para generasi muda, meski ada bimbingan dari para senior. Menurutnya antar generasi harus saling mengisi peran masing-masing dan melakukannya dengan baik,” katanya.
Sementara Ketua Bidang Politik PP Pemuda Muhammadiyah Andreyan Noor menegaskan kalau pemuda harus bisa merebut proses kepemimpinan, terutama proses di parlemen. Ini agar aspirasi anak muda bisa sampai ke pemerintah.
“Pemuda harus bisa scale up dari proses politik di jalanan menjadi proses politik di parlemen agar aspirasi bisa tembus ke tembok istana,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan Wasekjen PB HMI Muh. Jusrianto yang berpendapat kalau kualitas generasi muda saat ini terus tumbuh dan bahkan telah melebihi generasi sebelumnya. Peningkatan kualitias ini sangat terlihat setiap tahunnya.
“Pada momentum 2024 peran pemuda sangat penting. Meski memiliki latar belakang berbeda, namun masih harus dalam garis kepentingan nasional,” katanya.
“Dengan begitu anak muda diharapkan dapat berpartisipasi dalam organisasi partai politik, agar ide-ide segar yang dimiliki dapat dibawa dan disalurkan ke ranah politik praktis,” ujarnya lagi.
Sementara menurut Ketua PP GP Ansor Saiful Rahmat Dasuki, hubungan antara generasi sebelumnya dengan generasi muda tidak dapat diputus begitu saja. Peran politik anak muda sudah saatnya ikut berada pada barisan terdepan.
“Hari ini transnasionalisme sudah masuk ke Indonesia, dan itu secara tidak langsung menggerogoti politik kebangsaan kita. Dan disitulah peran kesadaran politik anak muda yang harus dikedepankan,” katanya.
Lebih lanjut Saiful mengatakan pemuda harus berpartai agar ide-ide cemerlang dan kebersamaan dapat diaplikasikan di partai politik.
“Cara pandang saja yang harus di transformasi,” katanya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"