KONTEKS.CO.ID – Ada alasan yang jarang terkuak ke publik mengapa Resimen Cakrabirawa saat itu tidak menculik Mayjen Soeharto yang merupakan Panglima Komando Cadangan Strategis (Pangkostrad).
Salah satu alasan etsrebut adalah karena sasaran G30S adalah pimpinan Angkatan Darat (AD) dan Menteri koordinasi pertahanan keamanan dan kepala staf angkatan bersenjata yang dari dulu anti komunis.
Di masa itu, PKI bisa dibilang adalah kekuatan politik yang sangat kuat. Pengimbangnya adalah pimpinan AD yang memang dari sejak jaman Sudirman bukanlah loyalis Soekarno (beda dengan Angkatan Laut dan Angkatan Udara). Pimpinan AD erat dengan jenderal AH Nasution yang dikenal berseberangan dengan Soekarno.
Jendera jenderal yang diculik ini dikenal menentang usulan membuat angkatan kelima (buruh dan tani yang dipersenjatai. Alasannya untuk Konfrontasi melawan nekolim Malaysia, tapi sebenarnya untuk menjadi milisi PKI dalam mengimbangi AD) yang diusung oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).
Bahkan Angkatan Darat berhasil mencegat pengiriman senjata dari RRC di Tanjung Priok yang seharusnya digunakan untuk angkatan kelima ini.
Kecurigaan lain bahwa AD tidak mendukung Soekarno adalah dalam kasus konfrontasi dengan Malaysia. Mabes AD diduga mengirim kesatuan berkualitas rendah atau mengirim dengan terlambat ke perbatasan Malaysia. Bahkan mungkin hanya beberapa pasukan komando saja yang dikirim perang ke Malaysia.
Mayjen Soeharto saat itu menduduki jabatan Pangkostrad. Dia membawahi satu kesatuan yang masih baru yang sifatnya hanya ‘cadangan’. Kostrad belum sekuat sekarang. Dan dia juga tidak banyak memberikan pernyataan-pernyataan politik. Jadi dia memang jauh dari pusat pimpinan TNI-AD dan hiruk pikuk politik ideologi tahun 60an.
Selain itu, Soeharto juga teman lama Letkol Untung Syamsuri (dia pernah jadi atasan Untung, dan datang ke pernikahan Untung di Jawa Tengah). Untung pastinya tidak terpikir Soeharto akan menjadi musuh dia di G30S. Begitu juga dengan Kolonel Latief yang meng-update Soeharto tentang rencana G30S itu. Itulah sebabnya Soeharto tidak diincar oleh G30S. Tapi malah jadi kuda hitam yang menghancurkan PKI selamanya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"