KONTEKS.CO.ID – Anthony Ginting selevel Taufik Hidayat dan catat sejarah baru usai juara Badminton Asia Championship 2023. Simak penjelasannya di sini.
Anthony Ginting selevel Taufik Hidayat dan catat sejarah baru di nomor tunggal putra Indonesia usai menjuarai Badminton Asia Championship 2023.
Wajah Indonesia di Badminton Asia Championship (BAC) 2023 diselamatkan oleh Anthony Sinisuka Ginting.
Ginting – unggulan kedua – yang jadi satu-satunya wakil Indonesia di final BAC 2023 sukses merebut gelar juara usai menghabisi tunggal putra Singapura yang juga unggulan ketujuh, Loh Kean Yew.
Ginting bermain tanpa cela kali ini dan mendominasi permainan untuk mengatasi perlawanan Loh Kean Yew straight game 21-12 dan 21-8 dalam waktu 26 menit.
Dalam rekor pertemuan kedua pemain, Ginting masih unggul dengan empat kemenangan dalam enam kali bentrok kontra Loh Kean Yew.
Kemarau gelar juara tunggal putra Badminton Asia Championship (BAC) yang berkepanjangan berakhir setelah Anthony Ginting naik ke podium teratas usai kalahkan Loh Kean Yew di Sheikh Rashid Bin Hamdan Indoor Hall, Al Nasr Club, Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu, 30 April 2023 malam WIB.
Anthony Ginting menghapus dahaga Indonesia khususnya di sektor tunggal putra sebagai kampiun Asia, gelar juara yang tak pernah lagi digenggam sejak diraih Taufik Hidayat pada 2006.
“Sangat bersyukur saya bisa bermain cukup baik di sepanjang minggu ini, bisa menikmati pertandingan dan tenang dalam lapangan,” beber Anthony Ginting seusai laga seperti dilaporkan tim Humas PP PBSI.
“Ini pastinya salah satu pencapaian terbaik buat saya, titelnya juara Asia, kan, besar juga,” kata Ginting, 26 tahun.
Sukses di BAC 2023 tentunya ini jadi bekal Ginting dan tim bulutangkis Indonesia mempersiapkan diri jelang tampil di Piala Sudirman, di Suzhou, China, pada 14-21 Mei 2023.
“Semoga dari sini bisa membuat kepercayaan diri yang lebih lagi, lebih termotivasi lagi di pertandingan-pertandingan berikutnya,” kata Ginting berharap.
Atlet asal Cimahi, Jawa Barat ini menilai, Loh tampak kebingungan dalam partai puncak ini.
Ginting menduga, laju kok yang kencang menyulitkan pemain kelahiran Penang, Malaysia itu tak dapat berbuat banyak sepanjang laga.
“Dia tidak bisa keluar dari tekanan. Saya fokusnya lebih meminimilasir kesalahan-kesalahan sendiri,” kata Ginting membuka strateginya.
Sejak awal kejuaraan yang setara dengan level turnamen BWF Super 1000 ini, Ginting mengaku terus berupaya untuk meredam ekspektasinya.
“Harapan pasti ada, tapi tidak mau terlalu berlebihan. Itu mungkin terlihat di lapangan yang kurang ekspresif, tapi itu membantu saya untuk lebih tenang dan bisa mengontrol semuanya,” urai pemain dengan tinggi badan 171cm itu.
Apa target berikutnya dari peraih medali perunggu Asian Games 2018 dan Olimpiade Tokyo 2020 tersebut?
“Ke depan saya masih banyak target-target dan gelar-gelar yang ingin saya raih. Tapi balik dari sini, saya ingin enjoy dulu, satu sampai dua hari, istirahat sebelum masuk lagi ke persiapan Piala Sudirman,” tandas Ginting.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"