KONTEKS.CO.ID – Mike Tyson sebut sosok petinju yang bisa robohkan Gervonta Davis. Siapakah petinju itu? Simak ulasannya dalam artikel berikut ini.
Mike Tyson sebuah sosok petinju – tidak hanya satu tapi dua petinju – yang mampu merobohkan Gervonta Davis dalam duel-duel berikutnya.
Mantan juara kelas berat tak terbantahkan Mike Tyson setuju dengan pendapat bahwa Gervonta “Tank” Davis adalah “wajah tinju” yang baru.
Pada 23 April 2023 WIB, Davis meraih kemenangan profil tertingginya ketika dia mengalahkan Ryan Garcia dalam tujuh ronde.
Showtime Pay-Per-View menghasilkan 1,2 juta pembelian, dengan pendapatan USD22 juta di T-Mobile Arena di Las Vegas.
Setelah pertarungan, Tank memproklamirkan dirinya sebagai wajah baru tinju – dan Tyson setuju.
“Dia benar sekali, dia adalah wajah tinju,” beber Mike Tyson kepada Forbes.
“Tapi itu karena Ryan Garcia yang menjadi lawannya. Dan itu menjadikan (Davis) wajah tinju karena penonton yang dia bisa isi ke arena,” urai Tyson lagi.
“Sejak pertarungan itu, penggemar Ryan Garcia akan berubah menjadi penggemar Tank, dan (Davis) akan memiliki kekuatan menarik lawan terbesar, saya yakin,” ujar Si Leher Beton – julukan Mike Tyson.
“Ryan mengeluarkan orang-orang itu, dan biasanya saat undian dikalahkan, seperti Ryan, saat dia dikalahkan, orang-orang yang menjadi penggemarnya sekarang menjadi penggemar Tank,” imbuhnya.
Menurut Tyson, Davis tidak kekurangan lawan potensial di divisi ringan. Dua ancaman terbesar bagi Davis, menurut Tyson, adalah Devin Haney dan Shakur Stevenson.
Haney, juara dunia tak terbantahkan dengan berat 61,2kg, akan kembali pada 20 Mei 2023 dalam mempertahankan gelar yang sangat penting melawan juara dunia tiga divisi Vasiliy Lomachenko.
“Ada kemungkinan besar bahwa Tank Davis bisa tak terkalahkan sepanjang kariernya. Tapi kemudian Anda punya Devin Haney dan Shakur,” ucap Tyson.
“Para petinju itu sangat bagus. Mereka adalah dua petinju yang mungkin menjadi ancaman baginya (Davis),” urai Iron Mike – julukan lain Tyson.
“Saya tahu mereka pernah bertinju sebelumnya, dan beberapa orang mendapat keuntungan lebih dari yang lain dalam sparring, tetapi latih tanding tidak seperti pertarungan,” kata pria kelahiran New York itu.
“Untuk beberapa alasan dalam latih tanding, orang tidak bertarung sekeras saat mereka naik ring, atau beberapa orang tidak berlatih sekeras yang mereka lawan, itu hanya dinamika yang aneh dalam hal tersebut,” tukas pria 56 tahun tersebut.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"