KONTEKS.CO.ID – Marc Marquez-Honda tak mesra lagi dan segera berakhir. Benarkah begitu? Untuk ulasan selengkapnya bisa disimak di sini.
Marc Marquez-Honda tak mesra lagi dan segera berakhir. Hal itu dikatakan oleh legenda MotoGP, Jorge Lorenzo.
Jorge Lorenzo mengklaim “cinta dan romansa dengan Honda telah berakhir” untuk Marc Marquez, dan “hubungan” mereka mungkin berada di bulan-bulan terakhir.
Juara MotoGP tiga kali Lorenzo mengakhiri kariernya dengan musim di bawah standar di tim Repsol Honda sebagai rekan setim Marquez.
Musim ini di tengah perjuangan cedera terakhir Marquez, Lorenzo telah menyarankan mantan rekan setimnya mungkin menerima tawaran masa depan untuk pergi ke Ducati.
“Sepertinya romansa antara Marc dan Honda tidak sama lagi. Sesuatu telah berubah. Itu tidak sama,” beber Jorge Lorenzo seperti dilaporkan Speedweek.
“Marc terbiasa menang hampir setiap tahun bersama Honda. Kini, dengan hampir tiga tahun tanpa kemenangan, cinta dan romansa dengan Honda sedikit berkurang,” imbuhnya.
“Mari kita lihat apakah mereka dapat memulihkan romansa. Atau jika hubungan akan terpecah. Hanya waktu dan hasil yang akan menjawab,” kata Lorenzo lagi.
Lebih lanjut, Lorenzo menyatakan: “Marc telah (memberikan) ultimatum kepada Honda. Tidak hanya secara pribadi, tetapi juga dia terbuka di depan umum.”
“Yang pasti, dia membutuhkan reaksi dari Honda. Dia membutuhkan motor – mungkin bukan motor terbaik – tapi setidaknya mendekati Ducati, motor terbaik di grid (saat ini),” tambah Lorenzo.
Sejak Casey Stoner pada 2011, seorang pembalap Honda telah memenangkan tujuh dari 12 kejuaraan MotoGP terakhir – dengan enam yang terakhir, tentu saja, semuanya milik Marquez.
Tapi tahun lalu adalah mimpi buruk bagi pabrikan Jepang – di MotoGP Jerman, mereka gagal mencetak satu poin pun pada balapan kelas utama untuk pertama kalinya dalam 40 tahun.
Meskipun Marquez absen lama karena cedera, dia masih menjadi pembalap Honda dengan posisi tertinggi di klasemen akhir MotoGP 2022.
Marquez menjelaskan di awal musim ini bahwa Honda harus memberinya motor yang mampu memperjuangkan gelar ketujuhnya.
Tetapi sejak itu tangannya patah dan sekarang duduk 80 poin di belakang pemimpin kejuaraan Francesco Bagnaia.
“Honda mungkin tim yang terkuat. Mereka adalah tim yang paling banyak memenangkan gelar dunia, tim dengan anggaran paling banyak,” tutur Lorenzo.
“Tapi tidak selalu tim terkuat yang menang. Anda harus memiliki segalanya sempurna, terkadang Anda membutuhkan keberuntungan,” tambahnya.
“Dengan Marquez, mereka memenangkan banyak gelar dunia. Karena bakatnya, sikapnya, kondisi fisiknya. Dia adalah pembalap yang luar biasa,” kata Lorenzo memuji.
“Dia adalah pembalap yang sangat spesial yang membutuhkan karakteristik yang sangat spesial pada motornya,” urai Lorenzo.
“Mereka mengikuti sepenuhnya cara Marc Marquez. Tapi jalan Marc Marquez hanya untuk Marc Marquez. Untuk pembalap lain, sulit mendapatkan hasil,” kata Lorenzo menjelaskan.
“Jadi, saya pikir 10 atau 15 tahun yang lalu motor Honda adalah standar untuk semua pembalap. Sekarang ini spesial untuk Marquez,” imbuhnya.
“Kadang-kadang, Pol Espargaro tahun lalu, atau Alex Rins yang menang di Austin, bisa melakukan balapan bagus tapi hanya Marquez yang bisa memenangkan kejuaraan. Sayang sekali karena mereka punya potensi besar,” tukasnya.
Adapun Rins, sejak bergabung dari Suzuki, menyatakan ketidakpuasannya musim ini karena kurang dimanfaatkan dalam mengembangkan motor Honda.
Beberapa hari kemudian, dia menjadi pembalap Honda pertama selain Marquez yang memenangkan balapan MotoGP sejak 2018.
Dengan Marquez mungkin masih belum tersedia di MotoGP Prancis 2023, di Sirkuit Le Mans akhir pekan ini, Rins dan Joan Mir dapat mempertaruhkan klaim mereka untuk memimpin jalan bagi Honda.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"