KONTEKS.CO.ID – Bos Ducati buka kesalahan Honda dan Yamaha di MotoGP, yang mengalami kemerosotan prestasi dalam dua musim terakhir.
Bos Ducati buka kesalahan Honda dan Yamaha di MotoGP setelah tim pabrikan asal Borgo Paginale, Bologna, tersebut, menempatkan lima pembalap mereka di lima besar finis MotoGP Jerman 2023.
Dominasi Ducati di MotoGP
Jorge Martin finis di depan Francesco Bagnaia, Johann Zarco, Marco Bezzecchi, dan Luca Marini melengkapi lima pembalap teratas di lomba MotoGP Jerman pada Minggu, 18 Juni 2023.
Dominasi Ducati di Sirkuit Sachsenring jelas langka. Karena terakhir kali mereka juara di sana pada 2008. Plus trek di Jerman itu adalah daerah jajahan Marc Marquez di atas Honda yang 11 kali menang beruntun di sana.
“Dahulu lebih sedikit berkompetisi, hanya ada Honda. Sekarang banyak rival. Jadi kami harus merasa puas dengan apa telah kami kerjakan,” beber Direktur Umum Ducati Corse, Gigi Dall’Igna seperti dilaporkan La Stampa.
Namun menurut insinyur adal Veneto itu, kesuksesan Ducati saat ini tidak mereka terima begitu saja.
“Saya berkata kepada mereka (seluruh tim Ducati) mendapat hasil seperti ini (lima besar finis MotoGP Jerman 2023) tidak normal,” tutur Dall’Igna.
“Hasil itu langka, terutama di kategori sekompetitif MotoGP. Untuk mendapatkan hasil luar biasa ini, pujian saya berikan ke semua anggota tim, para pembalap, dan para pekerja di pabrik kami. Mereka memberikan yang terbaik, seperti seorang juara,” kata Dall’Igna lagi.
Pabrikan Jepang mulai merosot
Kalau mau ditarik ke bawah, ada tambahan tiga pembalap Ducati lainnya di finis 10 besar MotoGP Jerman 2023.
Begitu mendominasinya Ducati berbanding terbalik dengan prestasi dua pabrikan asal Jepang, Honda serta Yamaha, yang sebelumnya bersaing bersama Ducati di perburuan gelar juara dunia.
Yamaha terakhir jadi juara dunia melalui Fabio Quartararo pada 2021. Setahun sebelumnya Suzuki merebut gelar via Joan Mir meski pada 2023 tim asal Hamamatsu tersebut mengundurkan diri.
Sedangkan Honda terakhir kali merebut gelar juara dunia pada 2019, yang merupakan gelar ke-6 Marc Marquez di kelas bergengsi.
MotoGP Jerman 2023 juga bertepatan dengan setahun kemenangan terakhir Quartararo di kelas utama.
Sedangkan Marc Marquez kali terakhir juara seri di MotoGP Misano 2021, nyaris dua tahun lalu.
Dalam lomba teraktual MotoGP Jerman, pembalap pabrikan Jepang dengan finis terbaik adalah Franco Morbidelli (Yamaha) di urutan 12.
Quartararo sendiri finis ke-13 saat Marc Marquez absen akibat cedera retak/patah ibu jari kiri akibat kecelakaan di sesi pemanasan, kecelakaan kelima yang dialaminya selama akhir pekan di MotoGP Jerman 2023.
Dall’Igna menganalisis kesalahan Honda dan Yamaha
Kemerosotan Honda dan Yamaha makin tampak di MotoGP 2023. Ada apa dengan mereka?
“Kesalahan strategi merek adalah hanya mengikuti hasil dan feeling satu pembalap terbaik untuk dasar pengembangan motor mereka, yakni Quartararo di Yamaha dan Marc Marquez di Honda,” ujar Gigi Dall’Igna coba menganalisis.
“Para pembalap top, para pembalap juara mereka tidak mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Karena bakat hebat mereka malah menutupi masalah yang diderita oleh motor mereka,” kata Dall’Igna menjelaskan.
“Secara paradoks, untuk mengembangkan proyek dengan lebih baik, setiap tim harus mendengarkan masukan dari banyak orang, semua pembalap mereka,” imbuhnya.
Ucapan Dall’Igna setidaknya menggambarkan fakta mengapa motor Ducati Desmosedici GP bisa dimaksimalkan dengan baik oleh delapan pembalap mereka di MotoGP saat ini.
Empat di antaranya, Bagnaia, Martin, Bezzecchi, dan Zarco, ada di empat besar klasemen pembalap MotoGP 2023, sedang Marini di posisi keenam.
So, Honda dan Yamaha, apakah kalian akan mencoba trik sukses dari tim rival, yakni Dall’Igna dan Ducati?***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"