KONTEKS.CO.ID – Match fixing atau pengaturan skor merupakan sebuah tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi hasil pertandingan atau aspek-aspek tertentu di dalamnya.
Praktik ini melibatkan pihak-pihak yang terlibat dalam pertandingan, seperti pemain, official, atau bahkan pihak di luar arena olahraga, yang berkolusi untuk memanipulasi hasil pertandingan.
Praktik match fixing dapat memiliki berbagai tujuan, mulai dari keuntungan finansial hingga pengaruh politik atau prestise.
Beberapa faktor yang mendorong praktik ini antara lain adalah taruhan ilegal, keinginan untuk memperoleh keuntungan finansial yang besar, pengaruh dari pihak ketiga yang memiliki kepentingan tertentu, atau bahkan tekanan dari kelompok kriminal yang terlibat dalam kegiatan perjudian ilegal.
Salah satu bentuk match fixing yang umum adalah pengaturan skor, di mana hasil pertandingan sengaja dimanipulasi agar sesuai dengan kepentingan pihak-pihak yang terlibat.
Misalnya, dalam pertandingan sepak bola, tim dapat sengaja membuat kesalahan atau tidak bermain sebaik mungkin, memungkinkan lawan untuk mencetak gol dengan mudah atau menang dengan selisih skor tertentu.
Hal ini mempengaruhi integritas dan keadilan dalam olahraga, serta merugikan para pemain dan penonton yang percaya pada kompetisi yang adil.
Selain pengaturan skor, bentuk lain dari pengaturan skor termasuk manipulasi waktu, pemilihan pemain yang salah, atau pengaruh terhadap keputusan wasit atau official pertandingan. Praktik ini dapat mencakup berbagai cabang olahraga, termasuk sepak bola, tenis, bulu tangkis, tinju, dan masih banyak lagi.
Match fixing bukan hanya merugikan integritas dan etika olahraga, tetapi juga memiliki dampak negatif yang luas. Pertama, ini merusak kepercayaan publik terhadap olahraga, mengurangi antusiasme dan minat penonton.
Ketika penonton mengetahui bahwa hasil pertandingan telah dimanipulasi, mereka mungkin kehilangan kepercayaan dan semangat dalam mengikuti dan mendukung olahraga tersebut.
Selain itu, pengaturan skor juga dapat membahayakan kesejahteraan dan reputasi para atlet.
Pemain yang terlibat dalam praktik ini bisa menghadapi konsekuensi hukum, melanggar kode etik olahraga, dan dihukum oleh federasi atau organisasi olahraga terkait. Mereka juga dapat kehilangan dukungan dan sponsor, serta menerima stigma negatif yang berdampak pada karier mereka.
Melawan Match Fixing
Untuk melawan match fixing, berbagai langkah telah diambil di tingkat nasional dan internasional. Organisasi olahraga, pihak berwenang, dan badan anti-korupsi berusaha meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap praktik match fixing.
Langkah-langkah ini termasuk peningkatan pengawasan dalam pertandingan, pendidikan kepada atlet tentang konsekuensi pengaturan skor dan kerja sama dengan lembaga penegak hukum untuk menghukum pelaku dan pihak yang terlibat.
Selain itu, penting bagi para penggemar, penonton, dan masyarakat umum untuk menjadi waspada terhadap match fixing dan melaporkan kecurigaan mereka kepada pihak berwenang.
Dukungan publik yang kuat terhadap kejujuran dan integritas olahraga juga dapat membantu mencegah dan mengurangi praktik match fixing.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"