KONTEKS.CO.ID – Justyn Vicky tewas tertindih barbel saat mengangkat beban 210 kg. Apa yang salah? Apa yang harus dilakukan guna menghindarinya?
Justyn Vicky tewas tertindih barbel saat mengangkat beban 210 kg. Demi keamanan saat nge-gym, apa yang mesti dilakukan dalam latihan angkat berat seorang body builder atau orang awam?
Kematian Justyn Vicky, seorang influencer kebugaran Indonesia yang baru berusia 33 tahun, disebabkan barbel yang dia coba angkat malah mematahkan lehernya.
Kejadian ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana seseorang harus berlatih gym.
Menurut laporan dan video yang beredar di media sosial, Justyn Vicky sedang berolahraga di sebuah gym di Bali, di mana ia mencoba melakukan body squat atau squat-press, dengan barbel di pundaknya.
Namun, dia tampaknya tidak dapat berdiri tegak setelah melakukan squat. Dengan menahan beban di tubuhnya, dia jatuh kembali ke posisi duduk saat barbel jatuh di belakang lehernya.
Influencer yang memiliki lebih dari 34 pengikut di Instagram itu rupanya berusaha mengangkat beban 210 kg dan mendokumentasikannya sebagai pencapaian pribadi.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun Bali Express, dia mengalami “leher patah dan tekanan kritis pada saraf vital yang menghubungkan ke jantung dan paru-parunya”.
Menyebutnya sebagai insiden yang disesalkan, pakar kedokteran fungsional Vijay Thakkar menyarankan bahwa penting untuk menginternalisasi teknik yang tepat sebelum mencoba mengangkat beban.
Justyn Vicky salah posisi
Lantas apa yang harus dilakukan oleh orang awam atau body builder ketika terjebak dalam posisi canggung seperti yang dialami mendiang Justyn Vicky?
“Pria itu memiliki palang di depannya, dan saat dia turun ke jongkok di bagian bawah, dia tidak dapat berdiri dari beban,” ulas Thakkar seperti dilaporkan Indian Express.
“Alih-alih melemparkan palang yang penuh muatan ke belakang dan melarikan diri, ia mendorong palang ke depan, yang menggelinding di daerah serviks dan kepalanya,” imbuhnya.
“Itu menyebabkan kematiannya yang terlalu dini karena guncangan yang disebabkan oleh kekuatan palang yang berat, yang bekerja di lehernya,” kata Thakkar lagi.
Selain itu, Thakkar menyarankan agar protokol bertingkat harus diikuti setiap saat.
“Persiapkan tubuh Anda. Mulailah dengan bobot yang ringan atau rendah. Tambahkan bobot hanya setelah Anda mencapai keseimbangan, koordinasi, dan bentuk yang tepat,” ujar Thakkar.
“Lebih penting lagi, ketahui apa yang harus dilakukan saat Anda merasa pusing atau lepas kendali saat mengangkat beban. Ketahui cara menjatuhkan palang dengan aman tanpa melukai diri sendiri dalam kondisi seperti itu,” ulas Thakkar.
“Jangan pernah terburu-buru mengangkat, periksa ketahanan Anda dan kemudian coba, di bawah bimbingan penuh dari pelatih dan pemandu Anda. Jangan mencoba teknik ini sendirian,” tambahnya.
“Ingat, Anda tidak menjadi atlet binaraga kompetitif. Jika dilakukan dengan benar, latihan beban dapat membantu Anda menghilangkan lemak, meningkatkan kekuatan dan kekencangan otot, serta meningkatkan kepadatan tulang. Jika tidak, Anda hanya membuat diri Anda cedera,” tukasnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"