KONTEKS.CO.ID – Raih 24 gelar Grand Slam di US Open 2023, Novak Djokovic malah merasa heran mengapa ia bisa sesukses ini dalam karier tenisnya.
Dua tahun setelah menderita kekalahan telak dari Daniil Medvedev di final di AS Terbuka 2021, Novak Djokovic ganti mengalahkan sang petenis Rusia 6-3, 7-6(5), dan 6-3 di dalam Stadion Arthur Ashe untuk meraih gelar Grand Slam yang ke-24, menyamai Margaret Court untuk trofi tunggal Grand Slam terbanyak dalam sejarah tenis.
Terakhir kali keduanya bertemu di Flushing Meadows, Djokovic berusaha menjadi orang pertama sejak Rod Laver pada tahun 1969 yang memenangkan keempat turnamen besar di musim yang sama.
Pada kesempatan itu, ia tidak dapat menemukan permainan terbaiknya dan Medvedev yang sedang naik daun menang dengan straight set.
“Mencetak sejarah dalam olahraga ini adalah sesuatu yang sungguh luar biasa dan istimewa,” kata Djokovic saat upacara penyerahan piala seperti dalam siaran langsung SPOTV.
“Jelas dalam segala hal, dalam setiap arti kata spesial. Sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Saya memiliki mimpi masa kecil ketika saya berusia tujuh, delapan tahun. Saya ingin menjadi pemain terbaik di dunia dan memenangkan trofi Wimbledon. Itulah satu-satunya hal yang saya inginkan,” papar Djokovic.
“Tetapi kemudian ketika saya menyadari hal itu, jelas saya mulai memimpikan mimpi-mimpi baru dan menetapkan sasaran-sasaran baru, sasaran-sasaran baru. Saya tidak pernah membayangkan bahwa saya akan berada di sini berdiri bersama Anda membicarakan tentang 24 Grand Slam,” kata Djokovic lagi.
Meskipun menunjukkan tanda-tanda kelelahan, juara AS Terbuka empat kali itu melakukan apa yang selalu ia lakukan di bawah tekanan – ia menemukan cara untuk menang.
Petenis yang kembali ke peringkat 1 di Pepperstone ATP Rankings pada Senin, 11 September 2023 itu mendapatkan set kedua yang melelahkan selama 104 menit, di mana ia menyelamatkan satu set point, dan meraih kemenangan dari sana.
Dua bulan lalu, Djokovic menderita kekalahan lima set yang memilukan di final Wimbledon 2023 dari Carlos Alcaraz.
Pemain asal Serbia ini menanggapi kekalahan tersebut dengan menampilkan sikap yang intens saat kembali beraksi di Cincinnati, dan sejak itu ia telah memenangkan seluruh 12 pertandingannya.
Peraih gelar tingkat tur sebanyak (96 kali) tersebut telah memenangkan tiga Gland Slam dalam satu tahun sebanyak empat kali (juga pada 2011, 2015, dan 2021).
Djokovic, yang kini memiliki dua gelar Grand Slam lebih banyak dari Rafael Nadal dan empat lebih banyak dari Roger Federer yang telah pensiun, naik ke posisi pertama dalam Pepperstone ATP Live Race To Turin.
Dia mencoba mengamankan peringkat 1 Akhir Tahun ATP yang dipersembahkan oleh Pepperstone untuk kedelapan kalinya yang bakal memecahkan rekor.
Adegan emosional terjadi ketika Djokovic menerima pelukan dari putrinya, Tara di tepi lapangan. Dia kemudian naik ke kotaknya untuk memeluk seluruh timnya dan temannya serta aktor Matthew McConaughey.
“Saya jatuh cinta pada tenis. Belum ada seorang pun di keluarga saya yang pernah bermain tenis, jadi menurut saya itu adalah pilihan yang tepat,” beber Djokovic dalam wawancara selepas pertandingan seperti disiarkan langsung SPOTV.
“Tetapi ketangguhan yang luar biasa, hanya kepercayaan dari orang tua saya, dari semua orang di sekitar saya selama ini. Istri saya, anak-anak saya, tim saya, semua orang yang ada di sana, ini adalah trofi Anda dan juga milik saya. Ini adalah kesuksesan Anda semua. Aku mencintaimu,” tutur Djoker atau Nole – julukan Djokovic.
Lantas apa kata Medvedev?
“24 (Grand Slam). Saya merasa karier saya tidak buruk dan saya punya 20 gelar (biasa), Anda punya 24 Grand Slam. Wow,” kata Medvedev. “Selamat untukmu dan timmu. Kalian luar biasa.”
Tahukah kamu?
Final tunggal putra AS Terbuka tahun ini antara Djokovic (36 tahun) dan Medvedev (27) merupakan yang tertua di Era Terbuka dengan usia 63 tahun sembilan bulan. Rekor sebelumnya diraih pada pertandingan kejuaraan 2022 antara Pete Sampras (31) dan Andre Agassi (32).***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"