KONTEKS.CO.ID – Presiden World Athletics (WA), Sebastian Coe, pekan lalu mengumumkan bahwa atletik akan menjadi cabang olahraga pertama yang menawarkan hadiah uang kepada para juara Olimpiade.
Coe menyampaikan, para peraih medali emas di Paris masing-masing akan mendapatkan 50 ribu dolar Amerika (Rp808,8 juta).
Menurut Reuters via Kyodonews, keputusan World Athletics itu telah disambut baik oleh para atlet terkemuka, dengan hadiah sebesar $2,4 juta yang akan dibagi di antara 48 peraih medali emas di Olimpiade Paris.
Namun, keputusan itu menjadi kontroversi. Beberapa pejabat cabor lain angkat bicara.
Presiden Union Cycliste Internationale (UCI), David Lappartient, meyakini bahwa keputusan WA untuk memberikan hadiah uang di Olimpiade Paris bertentangan dengan semangat pertandingan dan solidaritas yang dirasakan di antara federasi-federasi internasional.
“Kami benar-benar percaya bahwa ini bukan semangat Olimpiade,” kata Lappartient, seperti dikutip oleh Reuters belum lama ini.
“Semangat Olimpiade adalah untuk membagi pendapatan dan membuat lebih banyak atlet berkompetisi di seluruh dunia,” kata Lappartient.
“Jika kita memusatkan uang pada atlet-atlet papan atas, banyak kesempatan yang akan hilang bagi atlet-atlet di seluruh dunia,” imbuhnya.
Kritikan juga dilontarkan Presiden FISA (Federasi Dayung Internasional), Jean-Christophe Rolland.
“Saya sangat menghormati keputusan WA selama itu menyangkut atlet dari cabang olahraganya, tetapi di Olimpiade, ini bukan tentang cabang olahraganya, melainkan semua cabang olahraganya,” ujar Rolland.
“Saya akan sangat menghargai jika kita bisa berdiskusi di antara kita. Keputusan ini tidak hanya berdampak pada atlet. Ini memiliki implikasi lain,” tegasnya.
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"