KONTEKS.CO.ID – Pergelaran Olimpiade Paris 2024 telah menuai kontroversi. Sebab, selama pergelaran olimpiade akan ada larangan penggunaan hijab bagi atlet perempuan.
Larangan tersebut disampaikann sendiri oleh
Menteri Olah Raga Prancis, Amelie Oudea-Castera menyatakan terkait larangan penggunaan hijab tersebut. Awalnya, Amelie menyatakan hal tersebut pada September 2023 silam. Lalu, kembali mencuat lantaran mendapat kecaman keras dari sejumlah pihak menjelang olimpiade mulai.
“Kami setuju dengan keputusan sistem peradilan baru-baru ini yang juga dinyatakan dengan jelas oleh Perdana Menteri, yang mendukung sekularisme ketat dalam olahraga. Ini berarti pelarangan segala bentuk prosetilisme (dakwah), netralitas mutlak dalam sektor publik. Ini berarti bahwa anggota delegasi kami, dalam tim olahraga kami, tidak akan mengenakan jilbab.” Ujar Amelie saat mengisi acara Sunday In Politics, Jumat, 19 Juli lalu.
Kebijakan ini bertentangan dengan aturan badan olahraga internasional seperti FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional), FIBA (Federasi Bola Basket Internasional), dan FIVB (Federasi Bola Voli Internasional) yang mengizinkan penggunaan hijab.
Salah satu atlet yang menyuarakan ketidakpuasannya adalah pebasket Helena Ba. Ia mengkritik pemerintah Prancis karena melarang hijab, yang menurutnya melanggar hak dasar kebebasan beragama.
“Ini jelas merupakan pelanggaran terhadap piagam, nilai-nilai, dan ketentuan Olimpiade, serta hak-hak dasar dan kebebasan kami. Saya pikir ini akan menjadi momen yang memalukan bagi Prancis,” ungkap Ba.
Peneliti Hak Asasi Perempuan Amnesty International di Eropa Anna Błuś mengatakan bahwa larangan tersebut merupakan ejekan terhadap janji Paris 2024. Janjinya adalah untuk menjadikan gelaran kali ini sebagai Olimpiade Kesetaraan Gender pertama.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"