KONTEKS.CO.ID – Dalam struktur kepengurusan PBSI yang terbaru, Eng Hian menggantikan Ricky Soebagdja sebagai Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pelatnas.
Kini, Eng Hian sudah mendapat pekerjaan rumah (PR) yang tidak ringan saat menggantikan posisi Ricky Soebagdja di PP PBSI pimpinan M Fadil Imran sebagai ketua umum.
Ricky Soebagdja pun mengakui, secara prestasi bulutangkis Indonesia sedang tidak dalam performa terbaik alias banyak PR. Lantaran itu, dia telah berkomunikasi intensif dengan Eng Hian sebagai Kabid Binpres anyar.
Bahkan, lanjut Ricky, saat dirinya aktif di Binpres pada bulan Maret 2024 PBSI memiliki PR di bidang prestasi atlet.
“Secara prestasi, ini fakta, saya punya grafiknya semua dari Januari hingga akhir tahun ini. Ada PR dari masing-masing sektor dari mulai program latihan, penyusunan keberangkatan, dan sebagainya,” ujar Sekjen PP PBSI itu kepada wartawan, mengutip Selasa, 3 Desember 2024.
Disiplin Pemain dan Ketegasan Pelatih
Namun, lanjut Ricky, yang paling penting adalah kini mendisiplinkan pemain dan pelatih. Hal itu, katanya, merupakan amanat dari Ketua Umum PBSU Fadil Imran di Munas.
“Maksudnya atlet atau PBSI ini ada aturan di dalam ini. Ini untuk mendisiplinkan atlet kita. Kita jaga, memfokuskan di dalam latihan, juga pertandingan bagaimana meraih prestasi,” ujarnya.
“Pelatih pun begitu. Harus ada ketegasan. Ini sangat penting, supaya atlet tahu betul bagaimana hak dan kewajiban yang harus dijalankan. Ini saya rasa salah satunya,” tambahnya.
Ketum PBSI, kata Ricky, sudah menyampaikan bulutangkis sedang tidak baik-baik saja.
“Beberapa waktu lalu saya juga sudah berdiskusi dengan Kabid Binpres yang baru, juga dengan Wakil Ketua I (Taufik Hidayat), banyak yang saya sampaikan. Tapi belum sampai ke detail masing-masing sektor PR-nya bagaimana, putra-putri,” jelasnya.
Namun, penting ada ketegasan untuk ke depannya jika ingin ada perubahan.
“Ya, harus ada perubahan ya. Kalau tidak ada perubahan berarti kondisinya sama,” ujarnya.
Menurut Ricky, harus ada penekanan namun demikian hak dan kewajibannya harus tetap berjalan.
“Itu paling penting. Kita melihat dari hasil, pencapaian prestasi. Katakanlah di tahun ini hanya hitungan jari yang juara. Termasuk target besar olimpiade juga hanya sampai perunggu. Hanya beberapa sektor yang menjadi andalan meraih prestasi dan sebagainya. Inilah khususnya di bidang pembinaan prestasi,” pungkasnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"