KONTEKS.CO.ID – Pertamax Green 95 akan dihadirkan Pertamina di bulan Juli ini. Pabrikan mobil nasional pun langsung meresponsnya.
Ternyata tak semua kendaraan yang lalu lalang di jalanan Nusantara bisa menikmati Pertamax Green 95. Ini berhubungan dengan desain mesinnya.
Untuk dikerahui, Pertamax Green 95 merupakan BBM bensin hasil perkawinan Pertamax RON 92 dengan etanol sebanyak 5%. Etanol yang digunakan berasal dari tebu.
Untuk pemilik kendaraan Toyota, pabrikan menyatakan, Avanza, Veloz, Rush, Agya dan Calya dibolehkan menggunakan bioetanol. Syaratnya, maksimal kadar campuran etanolnya 5%.
“Jadi sampai campuran etanol maksumal 5% bisa,” klaim Bob Bob Azam, Direktur Operasional Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), dinukil Rabu 5 Juli 2023.
Mobil-mobil yang disebutkan di atas tak membutuhkan penyesuaian mesin guna mengadopsi keinginan pemerintah menggunakan bahan bakar kendaraan dari sumber energi terbarukan.
“Jadi sampai 5% itu bisa,” kata Bob melalui pesan singkat.
Bisa Konsumsi Pertamax Green 95 Hingga Batas E10
Bagaimana dengan Suzuki? Ternyata mobil-mobil Suzuki lebih aman lagi. Kendaraan yang didistribusikan di Indonesia bisa menggukan BBM bioetanol dengan kadar hingga 10% etanol atau E10.
Di Indonesia, Suzuki secara resmi menjajakan Grand Vitara, XL7 (bensin dan hybrid), Ertiga (bensin dan hybrid), Ignis, Jimny, Baleno, APV Arena, Carry dan S-Presso.
“Suzuki mobil kompatibel dengan bioetanol hingga batas E10. Ini ada di buku panduan pemilik kendaraan Suzuki,” kata Donny Saputra, Direktur Pemasaran Suzuki Indonesia.
Mitsubishi pun senada. Dua kendaraan minibus andalannya, yakni Xpander dan Xpander Cross bisa menggunakan bahan bakar bioetanol hingga campuran 10%.
“Maksimal campuran etanolnya 10%,” kata Head of Public Relation and CSR Department Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Aditya Wardani.
Saudara Toyota, Daihatsu menegaskan, semua mobilnya bisa menggunakan BBM bioetanol dengan kandungan etanol 5-10%.
“Rocky, Ayla, Sigra, Xenia, Terios, Sirion, Luxio, dan Gran Max sudah kompatibel dengan spek E5 hingga E10,” klaim Sri Agung Handayani, Direktur Marketing and Planning & Communication Astra Daihatsu Motor.
Namun, lanjut Agung, pabrikannya masih menunggu detail spek bahan bakar baru yang mau dipasarkan pemerintah untuk memastikan penggunaannya.
Selain merek Jepang, pabrikan Eropa seperti Mercedes-Benz juga menyatakan kemampuannya mengolah BBM bioetanol menjadi energi gerak kendaraan.
“Tanpa perlu penyesuaian mesin, bisa menggunakan bahan bakar campuran etanol hingga E10,” ujar Deputy Director Marketing Communication & PR Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), Kariyanto Hardjosoemarto,.
Merek Tak Bisa Meneguk BBM Baru
Konsumen Honda terpaksa harus mengubur mimpinya merasakan berkendaraa dengan Pertamax Green 95. Sebab mesin bensin yang digendong mobil-mobil Honda di Tanah Air tak didesain spesifik menggunakan bioetanol.
Dengan demikian, Honda Brio, HR-V, BR-V, WR-V, City Hatchback, Civic, Civic Type R, CR-V, City, Mobilio, dan Accord, dilarang menggunakan BBM baru ramah lingkungan itu.
“Mesin Honda di sini (Indonesia) tidak dirancang spesifik untuk bioetanol,” ucap Sales & Marketing and Aftersales Director Honda Prospect Motor, Yusak Billy.
Untuk Hyundai, Hyundai Motors Indonesia (HMID) belum bisa memberikan keterangan lebih detail sehubungan penggunaan BBM bioetanol pada produk mereka di Indonesia.
Head of Public Relations HMID, Uria Simanjuntak, mengatakan, perusahaan masih memantau rencana perkembangan bioetanol di Tanah Air. Mereka juga berkoordinasi dengan prinsipalnya di Korea Selatan. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"