KONTEKS.CO.ID – Mobil listrik China terkenal murah ketimbang buatan di negara lain. Uni Eropa (UE) pun menggelar investigasi anti-subsidi terhadap kendaraan listrik dari pabrik di China.
Investigasi terhadap mobil listrik China adalah kasus paling besar yang menimpa produk Negeri Tirai Bambu tersebut sejak penyelidikan UE terhadap panel suryanya satu dekade lalu.
Uni Eropa telah membuka penyelidikan terhadap subsidi China untuk produsen kendaraan listrik, di tengah kekhawatiran bahwa pembayaran tersebut merugikan perusahaan-perusahaan Eropa.
“Pasar global kini dibanjiri mobil listrik China yang lebih murah. Harganya terancang tetap rendah karena subsidi negara (China) yang sangat besar. Ini mendistorsi pasar kami,” ungkap Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, kepada anggota parlemen Uni Eropa, melansir CNN, Kamis 14 September 2023.
“Karena kami tidak menerima distorsi dari dalam pasar kami, kami juga tidak menerima distorsi dari luar,” kata von der Leyen.
“Jadi, saya dapat mengumumkan hari ini bahwa komisi tersebut meluncurkan penyelidikan antisubsidi terhadap kendaraan listrik yang berasal dari China,” tambahnya.
Penyelidikan ini merupakan kasus paling besar yang menimpa China sejak penyelidikan UE terhadap panel surya China berhasil menghindari perang dagang satu dekade lalu.
Komisi mempunyai waktu hingga 13 bulan untuk menilai apakah akan mengenakan tarif di atas standar tarif UE sebesar 10% untuk mobil.
Mobil Listrik China Terkenal Murah di Mana-mana
Investigasi antisubsidi mencakup mobil bertenaga baterai dari China. Termasuk merek non-China yang terbangun di sana, seperti Tesla, Renault, dan BMW.
Langkah ini merupakan kemenangan bagi Prancis, yang telah menyatakan kekhawatirannya bahwa Eropa akan tertinggal dalam transisi hijau. Ini terjadi jika negara tersebut tidak lebih tegas ketika berhadapan dengan dugaan proteksionisme China.
Namun beberapa negara anggota UE, termasuk Jerman, khawatir ini akan membuat marah Beijing. Karena mereka bergantung pada hubungan dagang dengan China, meskipun Berlin menyambut baik penyelidikan tersebut.
Para pemimpin China telah membantu menjadikan negara tersebut sebagai pasar terbesar bagi kendaraan listrik dengan menginvestasikan miliaran dolar dalam bentuk subsidi. Ini guna mendapatkan kepemimpinan awal dalam industri yang dipandang sebagai industri yang menjanjikan.
Produsen mobil global menghadapi persaingan yang semakin ketat di wilayah asal mereka dengan merek China yang mengambil pangsa pasar.
Pembuat kendaraan listrik termasuk BYD Auto dan unit Zeekr Geely Group memulai penjualan tahun ini di Jepang dan Eropa. Geely juga memiliki Volvo Cars Swedia dan merek mewah serbalistriknya, Polestar.
Von der Leyen mengatakan Eropa terbuka untuk kompetisi, tetapi bukan untuk perlombaan menuju ke bawah.
Produsen mobil Eropa memuji penyelidikan UE sebagai “sinyal positif”. “Komisi Eropa menyadari semakin banyaknya situasi asimetris yang industri kita hadapi, dan segera memberikan pertimbangan terhadap distorsi persaingan di sektor kita,” kata Sigrid de Vries, Dirjen Asosiasi Produsen Otomotif Eropa.
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"