KONTEKS.CO.ID – Tesla hanya berhasil menjual satu mobil listrik di Korea Selatan pada bulan Januari 2024 kemarin. Ada dugaan, konsumen di Negeri Gingseng khawatir dengan EV buatan China.
Tesla Inc. hanya menjual satu kendaraan listrik di Korea Selatan pada awal 2024. Ini akibat adanya hambatan, mulai dari masalah keselamatan hingga harga dan kurangnya infrastruktur pengisian daya yang membebani permintaan.
Penjualan satu SUV Model Y oleh perusahaan adalah bulan terburuk sejak Juli 2022, ketika produsen mobil yang berbasis di Austin, Texas itu tidak menjual kendaraan sama sekali. Data ini berdasarkan riset peneliti Carisyou yang berbasis di Seoul dan Kementerian Perdagangan Korea.
“Di seluruh produsen mobil, jumlah kendaraan listrik baru yang terdaftar di Korea turun 80% pada bulan Januari ketimbang bulan Desember 2023,” menurut data Carisyou, melansir laman Fortune, Jumat 9 Februari 2024.
Produsen mobil menghadapi penurunan antusiasme terhadap kendaraan listrik di Korea Selatan karena suku bunga yang lebih tinggi. Plus inflasi yang mendorong konsumen untuk membatasi pengeluaran.
Pemicu Penjualan Tesla di Korea Seret
Sementara kekhawatiran mengenai kebakaran baterai dan kurangnya pengisi daya cepat (fast charger) juga mengurangi permintaan. Penjualan Tesla yang rendah pada bulan Januari menandai perubahan besar bagi merek tersebut karena Model Y buatan China adalah salah satu yang terlaris tahun lalu.
Banyak pengguna awal telah membeli kendaraan listrik dan konsumen pasar massal belum ingin membelinya, menurut Lee Hang-Koo, Kepala Institut Teknologi Konvergensi Otomotif Jeonbuk. “Popularitas Tesla juga terdampak oleh hubungannya dengan China,” katanya.
“Sebagian besar warga Korea yang ingin membeli mobil Tesla telah membelinya,” kata Lee. “Beberapa orang tidak menyukai Tesla baru-baru ini setelah mengetahui beberapa di antaranya dibuat di Tiongkok,” karena konsumen mengkhawatirkan kualitas produksinya, katanya.
Penjualan kendaraan listrik di Korea juga dipengaruhi oleh fluktuasi permintaan musiman yang kuat. “Banyak orang menghindari membeli kendaraan pada bulan Januari karena ingin menunggu pengumuman subsidi dari pemerintah,” menurut Lee.
Dalam pernyataannya kepada Bloomberg News, juru bicara Tesla di Korea mengatakan, konsumen menunda pembelian kendaraan listrik sebelum konfirmasi subsidi.
Tesla juga menghadapi tantangan di sana. Pada bulan Juli 2023, perusahaan menetapkan harga jual Model Y buatan China sebesar Rp531 juta. Sehingga berada di bawah ambang batas Rp670 juta yang memungkinkan mobil memenuhi syarat untuk mendapatkan subsidi penuh dari pemerintah. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"