KONTEKS.CO.ID – Tesla China memutuskan memangkas produksi mobil listriknya (EV) di tengah pertumbuhan penjualan kendaraan listrik yang lebih lambat.
Pemangkasan produksi kendaraan listrik di pabrik China berlangsung di tengah lesunya pertumbuhan penjualan kendaraan energi baru (NEV). “Plus persaingan ketat di pasar,” tulis Bloomberg dalam sebuah laporan hari ini, Senin 25 Maret 2024.
Tesla menginstruksikan karyawan di pabrik Shanghai pada awal bulan ini untuk mengurangi produksi Model Y dan Model 3. Di mana pekerja bekerja lima hari sepekan. Jadi bukan lagi 6,5 hari seperti biasanya, menurut laporan itu.
Lini produksi beroperasi dalam dua shift harian masing-masing 11,5 jam. Ini tetap tidak berubah dari pekerjaan sebelumnya, menurut laporan tersebut.
Pengurangan produksi dimulai awal bulan ini, dan staf belum mendapatkan informasi terbaru yang jelas mengenai kapan produksi akan kembali normal, kata orang yang mengetahui masalah tersebut.
Beberapa jalur produksi di pabrik Tesla di Shanghai, termasuk bengkel baterai, akan Elon Musk tangguhkan lebih lama, masih menurut laporan itu.
Ekspor Mobil Listrik Tesla China
Tesla telah memberi tahu para karyawan dan beberapa pemasok untuk mempersiapkan perpanjangan pembatasan produksi hingga April.
Laporan juga menyebut pada awal April akan ada Hari Pembersihan Makam di China. Ini adalah hari libur nasional yang juga biasanya merupakan musim sepi konsumsi.
Tesla memiliki pabrik di Shanghai yang memproduksi Model 3 dan Model Y, baik untuk pengiriman ke pelanggan lokal maupun sebagai pusat ekspor.
Pabrik tersebut memiliki kapasitas tahunan lebih dari 950.000 kendaraan. Kapasitas terbesar di dunia, menurut laporan keuangan kuartal ketiga perusahaan, yang terilis pada Oktober 2023.
Tesla menjual 30,141 kendaraan di China pada bulan Februari, turun 11,15% tahun-ke-tahun dan turun 24,42% dari bulan Januari, menurut Asosiasi Mobil Penumpang China (CPCA). Hal ini antara lain karena gangguan libur Tahun Baru Imlek pada 10-17 Februari.
Perusahaan mengekspor 30.224 kendaraan dari China pada bulan Februari. Artinya turun 25,33% tahun-ke-tahun dan turun 4,25% dari bulan Januari.
Pada Januari-Februari, Tesla menjual 70.022 kendaraan di China, naik 15,23% dibandingkan tahun lalu, menurut data yang dikumpulkan CnEVPost.
Pabriknya di Shanghai mengekspor 61.790 kendaraan dalam dua bulan pertama, turun 22,46% dari tahun sebelumnya.
Awal tahun biasanya merupakan musim sepi bagi penjualan mobil di China, terutama pada bulan di mana libur Tahun Baru Imlek jatuh.
Pada bulan Januari-Februari, penjualan ritel NEV di Tiongkok, termasuk kendaraan listrik baterai (BEV) dan kendaraan listrik hibrida plug-in (PHEV), berjumlah 1,06 juta unit, naik 37,42% ketimbang tahun lalu, menurut CPCA.
Penjualan ritel BEV pada periode ini sebanyak 600.000 unit, naik 18,06% year-on-year. Sedangkan penjualan ritel PEHV sebanyak 459.000 unit, naik 74,93% year-on-year.
Pasar Mobil Listrik China Membaik
Pasar NEV China secara bertahap mulai pulih mulai bulan ini. CPCA kemarin mengatakan, mereka memperkirakan penjualan ritel NEV China di bulan Maret akan mencapai 750.000 unit, naik 93,2% dari bulan Februari.
Pada 12 Januari, Tesla memangkas harga kedua versi Model 3 di China sebanyak hampir 6% dan dua dari tiga versi Model Y sebanyak 3% di tengah persaingan harga yang ketat.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"