KONTEKS.CO.ID – Bahaya microsleep menginta para pemudik yang akan dan telah membanjiri sejumlah ruas jalan tol menuju kampung halaman menjelang Idul Fitri 1445 H.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi adanya kenaikan signifikan jumlah pemudik pada Lebaran 2024. Perkiraannya ada 193,6 juta orang yang akan mudik ke kampung halaman.
Dari jumlah tersebut, sekitar 18,29% atau 35,42 juta orang memilih menggunakan mobil pribadi, sementara 16,07 persen atau 31,12 juta orang menggunakan sepeda motor.
Dengan banyaknya pemudik yang memilih menggunakan transportasi pribadi, penting untuk menjaga keselamatan selama perjalanan.
Salah satu bahaya yang perlu pemudik waspadai adalah microsleep. Ini dapat menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas, terutama saat mudik Lebaran seperti saat ini.
Faktor Penyebab Bahaya Microsleep
Menurut spesialis saraf, dr Zicky Yombana, Sp.S, microsleep terjadi karena otak sudah sangat kelelahan. Bahkan tidak dapat teratasi dengan pemberian kafein atau metode lainnya.
Kecuali dengan melakukan aktivitas yang merangsang otak tersebut. Microsleep terjadi saat seseorang tertidur kurang dari satu menit, di mana terdapat gelombang tidur yang muncul di otak.
Aktivitas yang monoton dan tidak memberikan stimulasi yang cukup pada otak dapat menyebabkan otak lelah lebih cepat. Ini pada akhirnya dapat mengakibatkan microsleep.
Beberapa aktivitas yang berpotensi menyebabkan microsleep antara lain, bekerja di depan komputer, membaca buku, menonton televisi, dan mengemudi dalam waktu lama.
Menurut Zicky, satu-satunya cara untuk menghindari microsleep adalah dengan beristirahat. Tidak ada cara lain yang efektif, karena konsumsi kopi atau minuman berkafein tidak akan berpengaruh saat otak sudah sangat lelah.
Salah satu faktor yang sering menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Terutama saat mudik Lebaran adalah rasa mengantuk yang pengemudi alami saat melakukan perjalanan jauh. Atau bisa juga saat berkendara pada malam hari dan dini hari yang dikenal sebagai microsleep.
Microsleep merupakan kejadian hilangnya kesadaran atau perhatian seseorang karena merasa lelah atau mengantuk, umumnya berlangsung sekitar sepersekian detik hingga 10 detik penuh.
Beberapa penyebab microsleep antara lain kurangnya waktu tidur akibat begadang, obesitas, efek samping obat-obatan, penyakit seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Serta menurunnya kualitas tidur seperti akibat insomnia dan sleep apnea.
Penting bagi para pemudik untuk memahami bahaya microsleep dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang terperlukan. Seperti beristirahat secara cukup, bergantian mengemudi dengan sesama penumpang, dan menghindari perjalanan pada jam-jam tertentu yang rentan menyebabkan mengantuk.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"