KONTEKS.CO.ID – Robotaxi tarif murah memicu kekhawatiran para sopir taksi di China. Mereka khawatir semakin besar kemungkinan kehilangan pekerjaan.
Di China, perjalanan sejauh enam mil dengan taksi tanpa pengemudi dapat konsumen pesan hanya dengan harga sekitar 50 sen atau Rp9.000.
Mobil self-driving, yang biasa disebut robotaxis tarif murah tengah populer dengan harganya yang sangat murah di Wuhan, kota metropolitan berpenduduk lebih dari 11 juta orang di China tengah.
Kota ini mempunyai ambisi untuk menjadi kota tanpa pengemudi pertama di dunia. Meskipun kendaraan sering kesulitan untuk menavigasi jalanan.
“Anda tidak perlu membeli mobil,” kata seorang penumpang di dalam salah satu sedan robotaxi putih dalam sebuah video yang telah sudah terlihat lebih dari 80 juta kali di platform media sosial China, Weibo, sejak pekan lalu.
Armada sebanyak 500 kendaraan yang beroperasi di kota itu adalah milik Apollo Go. Ini adalah anak usaha dari raksasa teknologi China Baidu.
“Mereka melayani wilayah yang mencakup sekitar setengah populasi Wuhan,” menurut rilis perusahaan pada bulan Mei, mengutip CNN, Minggu 21 Juli 2024.
Nilai Jual Robotaxi adalah Tarif Murah
Nilai jual utama dari layanan ini adalah harga. Tarif dasar mulai dari Rp9.000. Lebih murah ketimbang taksi dengan sopir manusia yang memiliki tarif Rp40.000 dengan jarak yang sama, media pemerintah Global Times melaporkan.
Layanan ini meluncur pada 2022 dan mulai mendapatkan daya tarik pada paruh pertama tahun ini. Perusahaan berniat menggandakan armadanya menjadi 1.000 mobil pada akhir 2024.
Wuhan saat ini memiliki sekitar 17.000 taksi reguler, menurut biro transportasi kota.
Namun pesatnya adopsi taksi tanpa pengemudi telah mengguncang tenaga kerja gig economy di China, yang menderita stagnasi upah karena tekanan deflasi yang mengintai perekonomian setelah bertahun-tahun menerapkan pembatasan ketat akibat virus Corona dan krisis real estate.
“Dengan perekonomian China yang sedang mengalami kesulitan, masyarakat kemungkinan besar lebih takut kehilangan pekerjaan. Dan ini menjadi pengingat akan salah satu hal yang bisa terjadi,” ungkap Tu Le, Direktur Pelaksana Sino Auto Insights.
Ia menambahkan, kehilangan pekerjaan yang signifikan mungkin terjadi dalam beberapa tahun lagi.
Pada hari Senin, Biro Statistik Nasional melaporkan bahwa produk domestik bruto negara tersebut meningkat hanya sebesar 4,7% pada bulan April hingga Juni. Laju pertumbuhan yang jauh lebih lambat dari perkiraan sebesar 5,1%.
Ada juga keluhan dari warga di Wuhan tentang kemacetan lalu lintas, karena mobil tanpa pengemudi tidak merespons lampu lalu lintas. Awal bulan ini, sebuah robotaxi menerobos lampu merah dan menabrak pejalan kaki, demikian yang dilaporkan surat kabar pemerintah, People’s Daily. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"