KONTEKS.CO.ID – Aliansi Honda Nissan Mitsubishi terbentuk guna membendung kebangkitan industri mobil China dengan mobil listriknya.
Ini adalah masa yang penuh tantangan bagi para produsen mobil. Persaingan tidak pernah seketat ini, terdorong oleh kebangkitan produsen mobil China yang memiliki keunggulan dalam persaingan kendaraan listrik.
Belum lagi regulasi emisi yang semakin ketat, dan pabrikan yang tak siap akan mendapatkan “badai” yang sempurna.
Untuk mengatasi semua rintangan di depan, beberapa nama terbesar di industri ini bergabung melakukan konsolidasi. Aliansi Honda Nissan yang baru-baru ini terbentuk kini dapat menyambut pemain ketiganya, yakni Mitsubishi.
Nikkei Asia melaporkan, ada dugaan Mitsubishi ingin bergabung dengan kesepakatan yang ada antara Honda dan Nissan. Sesuai perjanjian awal yang terumumkan pada pertengahan Maret lalu, kolaborasi tersebut berfokus pada “platform perangkat lunak otomotif, komponen inti yang terkait dengan kendaraan listrik, dan produk pelengkap”.
Melihat merek Jepang ketiga ini bergabung dengan aliansi akan masuk akal, mengingat Nissan memiliki 34% saham di Mitsubishi.
Aliansi Honda Nissan Mitsubishi Bisa Kurangi Biaya Riset
Laporan tersebut menyatakan bahwa Mitsubishi telah menandatangani NDA dengan Honda dan Nissan untuk memulai diskusi tentang kerja sama yang lebih luas. Tak lama setelah laporan itu muncul, saham Mitsubishi naik 6,3%, menurut Reuters. Nissan juga mengalami peningkatan saham 2,8%, sementara Honda naik 2,6%.
Ketiga perusahaan yang bekerja sama akan mengurangi biaya R&D (riset dan pengembangan) dan mempercepat pengembangan. Sehingga akan lebih baik membendung persaingan dari China.
Namun, rincian akhir tentang aliansi tersebut belum diungkapkan. Perlu dicatat bahwa Nissan dan Mitsubishi telah bekerja sama dengan Renault sejak 1999.
Kolaborasi antara Nissan, Honda, dan Mitsubishi bukanlah trio Jepang pertama yang terbentuk tahun ini. Beberapa bulan lalu, Toyota, Mazda, dan Subaru bekerja sama untuk mengembangkan mesin pembakaran generasi baru.
Gelombang ICE berikutnya ini akan berfokus pada powertrain hibrida dan kompatibilitas dengan bahan bakar netral karbon.
Toyota tengah mempersiapkan beberapa mesin empat silinder segaris. Mazda tengah menyempurnakan teknologi rotari untuk kendaraan listrik jarak jauh. Dan Subaru tengah menyempurnakan mesin boxer khasnya.
Nissan baru-baru ini mengisyaratkan akan menghadirkan kembali Silvia suatu hari nanti. Namun, aliansi ini tampaknya hanya membahas hal-hal yang kurang menarik seperti perangkat lunak dan kendaraan listrik.
Nikkei Asia melaporkan bahwa mobil hibrida plug-in dan mobil kei juga bisa menjadi tujuan bersama. Pada akhirnya, semuanya tentang pemotongan biaya, dan sulit untuk membuat mobil sport yang menguntungkan. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"