KONTEKS.CO.ID – Trem otonom bertenaga baterai diuji coba di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah. Uji coba tersebut hasil kerja bareng Institut Teknologi Bandung (ITB) dan PT INKA (Persero).
Proyek trem otonom bertenaga baterai merupakan bagian dari inovasi transportasi ramah lingkungan yang Indonesia kembangkan selama tiga tahun terakhir.
Trem ini terancang agar mampu beroperasi dalam lalu lintas campuran (mixed traffic). Harapannya, menjadi solusi mobilitas publik yang aman dan berkelanjutan di masa depan.
Trem otonom tersebut terlengkapi dengan teknologi sensor seperti kamera, radar, LiDAR, dan GNSS, yang terhubung dengan sistem kecerdasan buatan (AI). Teknologi ini memungkinkan trem mengenali lingkungan sekitar, bahkan dalam berbagai kondisi cuaca.
Serta membuat keputusan secara mandiri untuk mengendalikan trem melalui sistem drive by wire. Dengan baterai berkapasitas 200 kWh, trem ini dapat menempuh jarak hingga 90 km dalam sekali pengisian daya, menjadikannya efisien dan ramah lingkungan.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming meninjau langsung uji coba trem ini di Stasiun Purwosari pada akhir pekan kemarin. Ia berharap teknologi ramah lingkungan ini dapat tereplikasi di kota-kota lain di Indonesia.
Hal itu sejalan dengan prioritas pemerintah Presiden Prabowo dalam mendukung pengurangan emisi karbon. Sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan hijau.
Trem Otonom Bertenaga Baterai Kendaraan Penumpang Masa Depan RI
Ketua Tim Peneliti ITB, Prof Bambang Riyanto, menjelaskan, penelitian projek ini berjudul “Pengembangan Sistem Otonom dengan Artificial Intelligence untuk Trem Listrik Otonom”. Proyek ini mengembangkan sistem otonom untuk trem yang sarat teknologi kecerdasan buatan yang mengutamakan efisiensi dan keamanan.
“Sistem ini memungkinkan trem beroperasi baik dengan maupun tanpa masinis di lingkungan lalu lintas campuran. Trem ini juga terlengkapi fitur object detection, collision avoidance assist, driver attention warning,” paparnya.
“Dan speed limit assist pada mode pengemudian dengan masinis untuk meningkatkan keamanan, dan terlengkapi dengan fitur traffic sign recognition, adaptive cruise control dan autonomous emergency braking system pada mode otonom yang mampu mencegah potensi tabrakan,” jelasnya lagi.
Ia berharap, hasil riset ini menjadi tonggak baru bagi transportasi publik cerdas berbasis energi terbarukan di Indonesia yang dapat diterapkan di berbagai kota besar.
ITB dan PT INKA berharap hasil uji coba ini dapat membawa Indonesia selangkah lebih dekat menuju kota-kota pintar yang lebih hijau dan modern di masa depan. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"