KONTEKS..CO.ID – Menurut laporan terbaru dari Bloomberg hari ini, Minggu, 27 November 2022, CEO Tesla Elon Musk secara aktif mencari situs Gigafactory berikutnya di Asia. Kemungkinan pabrik kedua mereka di Korea Selatan, bukan Indonesia.
Elon Musk mengadakan pertemuan virtual dengan Presiden Korea, Yoon Suk Yeol, tentang topik in. Dia mengatakan, dirinya akan membuat keputusan investasi apa pun setelah meninjau kondisi secara komprehensif, termasuk yang berkaitan dengan tenaga kerja dan teknologi.
Merayu Musk, Yoon mengatakan, Pemerintah Korea Selatan bersedia untuk secara aktif meningkatkan peraturan yang dapat menyebabkan kesulitan investasi Tesla.
Selain Gigafactory berikutnya yang mungkin berlokasi di Korea, Musk juga menyatakan kesediaannya untuk berinvestasi dalam infrastruktur pengisian EV di negara tersebut. Sekaligus memperluas kerja sama rantai pasokan dengan perusahaan Korea.
Menurut Kantor Kepresidenan Yoon, Musk berharap pembelian suku cadang Tesla dari perusahaan Korea mencapai USD10 miliar pada tahun depan.
Tesla menggunakan baterai dari LG Energy Solution, dan peningkatan produksi baru-baru ini di Shanghai Gigafactory Tesla menjadi 1 juta mobil per tahun telah berkontribusi pada prospek positif bagi perusahaan Korea.
LG menginvestasikan USD452 juta dalam lini produksi baru untuk 4.680 baterai, sel generasi berikutnya yang lebih murah untuk digabungkan ke dalam EV Tesla. Harapannya, bisa menghemat antara Rp31,4 juta-47 juta per baterai.
Diketahui, pada Agustus 2022, Presiden Joko Widodo mengatakan, dia ingin Tesla membuat mobil listrik di Indonesi. Bukan hanya baterai, dan untuk itu dia bersedia meluangkan waktu yang dibutuhkan untuk meyakinkan Musk.
Tidak jelas bagaimana perkembangan pabrik Tesla di Indonesua, mengingat perkembangan baru menyebut lokasi pabrik ada di Korea. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"