KONTEKS.CO.ID – Pabrik BYD disinggung dalam tulisan ini. Raksasa mobil listrik China itu resmi membangun pabriknya di Thailand. Tampaknya pasar Negara Gajah Putih lebih menarik ketimbang Indonesia.
Pembangunan pabrik mobil listrik BYD ditandai dengan upacara peletakan batu pertama pada hari akhir pekan ini. Ini adalah pabrik mobil pertamanya di Thailand, menandai langkah terbaru produsen mobil China tersebut untuk memperluas jejak mereka di Asia Tenggara.
Xinhua melaporkan, pabrik baru yang terletak di Zona Khusus Koridor Ekonomi Timur di Provinsi Rayong ini diharapkan dapat berfungsi sebagai pusat produksi dan distribusi kendaraan listrik (EV) di Thailand, negara tetangga ASEAN, dan kawasan lainnya.
Sebagai pemain utama di pasar EV global, penjualan kumulatif kendaraan energi baru BYD melebihi 1,86 juta unit pada 2022. Jumlah ini naik dari tahun-ke-tahun sebesar 208,6%, menurut perusahaan.
Bergabung dengan MG SAIC Motor dan Great Wall Motor, BYD menjadi merek mobil China lainnya yang membangun operasi manufaktur di Thailand, pasar yang telah lama didominasi oleh merek Jepang.
Tahun lalu, BYD membawa model terpopulernya, ATTO3, ke Thailand. Liu Xueliang, Manajer Umum Divisi Penjualan Mobil Asia-Pasifik BYD, menggambarkan, adegan penjualan sebagai “booming” dengan orang-orang mengantre semalaman untuk membeli mobil. Target penjualan 10.000 unit tercapai hanya dalam waktu 42 hari.
Pada hari upacara peletakan batu pertama, BYD juga mengadakan upacara penyerahan mobil ATTO 3 ke-9.999 dan ke-10.000.
Pabrik tersebut dijadwalkan mulai berproduksi pada 2024 dengan kapasitas tahunan 150.000 kendaraan energi baru.
Investasi BYD di Thailand juga sejalan dengan tujuan Pemerintah Thailand untuk memiliki 30 persen kendaraan yang diproduksi di negara tersebut menjadi EV pada 2030.
“Keputusan BYD untuk menjadikan Thailand sebagai basis produksinya di kawasan Asia-Pasifik sejalan dengan model ekonomi bio-, sirkular, dan hijau (BCG) Thailand dan arah pembangunan hijau dan berkelanjutan China,” ungkap Wang Liping, Menteri-Konselor Ekonomi dan Urusan Komersial Kedutaan Besar China di Thailand.
“Langkah ini tidak hanya akan menciptakan lebih banyak kesempatan kerja dan mendorong pembangunan ekonomi di Thailand, tetapi juga mendorong integrasi mendalam industri kendaraan energi baru di China dan Thailand,” tambahnya.
Pejabat Thailand, termasuk Sekretaris Jenderal Dewan Investasi Thailand, Narit Therdsteerasukdi, dan Wakil Gubernur Provinsi Rayong Suphot Torartharn, dengan hangat menyambut masuknya BYD ke Thailand.
Mereka yakin kehadiran BYD di pasar Thailand akan menggiatkan industri EV tanah air.
Menurut data Institut Otomotif Thailand dan Departemen Transportasi Darat, penjualan kendaraan listrik murni di Thailand mencapai 13.454 unit tahun lalu, meningkat tajam selama beberapa tahun terakhir, mewakili peningkatan tahun-ke-tahun sebesar 588,5%.
“Banyak merek EV telah bergabung dengan langkah subsidi pemerintah, termasuk perusahaan China, Barat, dan Jepang,” kata Kevalin Wangpichayasuk, Asisten Direktur Pengelola Kasikorn Research Center.
Dia menambahkan, ini bukan hanya kabar baik bagi pembeli mobil yang akan memiliki lebih banyak pilihan. Tetapi juga untuk industri otomotif Thailand selama masa transisi untuk mengejar tren masa depan. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"