KONTEKS.CO.ID – Amblyopia, juga dikenal sebagai mata malas atau lazy eye, adalah kondisi di mana jalur saraf antara otak dan mata tidak terstimulasi dengan benar.
Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak usia dini dan dapat mempengaruhi satu atau kedua mata. Kondisi ini dapat terjadi ketika mata tidak bekerja sama dengan baik dan otak lebih memilih untuk mengabaikan informasi dari satu mata.
Gejala lazy eye dapat bervariasi dari kasus ringan hingga berat. Gejala umum meliputi mata juling, mata yang mungkin tidak terlihat bekerja sama, atau persepsi kedalaman yang buruk.
Selain itu, seseorang dengan Amblyopia juga dapat mengalami gangguan penglihatan seperti ketajaman visual yang menurun, penglihatan kabur, dan sulit membaca.
Ketika anak menderita Amblyopia, mereka mungkin tidak menyadarinya karena mereka telah terbiasa dengan kondisi tersebut.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk mengamati tanda-tanda dan gejala tersebut pada anak-anak mereka dan segera berkonsultasi dengan dokter mata.
Penanganan Amblyopia tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan seberapa lama kondisi tersebut terjadi.
Penanganan dapat meliputi penggunaan penutup mata, tetes mata, kacamata atau lensa kontak, dan terkadang operasi.
Penggunaan penutup mata adalah metode pengobatan yang paling umum digunakan. Dalam hal ini, mata yang sehat akan ditutup selama beberapa jam setiap hari, sehingga memaksa otak untuk menggunakan mata yang kurang aktif.
Tetes mata juga dapat digunakan untuk mengobati kondisi ini dengan merangsang mata yang kurang aktif. Kacamata atau lensa kontak juga dapat membantu dalam memperbaiki masalah refraksi yang dapat memperparah Amblyopia.
Jika kondisi tersebut sangat parah, dokter mata mungkin merekomendasikan operasi untuk memperbaiki masalah pada mata.
Operasi ini dapat membantu memperbaiki posisi mata, mengoreksi kecacatan refraktif, atau menghilangkan hambatan visual yang menghambat perkembangan normal penglihatan.
Pencegahan Amblyopia sangat penting dan dapat dilakukan dengan pemeriksaan mata yang teratur pada anak-anak.
Pemeriksaan ini dapat membantu mengidentifikasi masalah penglihatan pada tahap awal sehingga dapat segera ditangani sebelum kondisi memburuk.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"