ON PROSES
KONTEKS.CO.ID — Eksibisionisme adalah sebuah gangguan kesehatan mental yang mempengaruhi individu untuk mengekspose alat kelamin mereka secara terbuka dan dengan sengaja di depan orang lain, terutama orang yang tidak menginginkannya.
Gangguan ini dapat memengaruhi siapa saja, baik itu pria maupun wanita, dan biasanya dimulai pada usia muda atau dewasa awal.
Banyak orang mengasosiasikan eksibisionisme dengan perilaku seksual, namun sebenarnya kondisi ini lebih kompleks daripada itu.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya eksibisionisme antara lain faktor biologis, psikologis, dan lingkungan.
Secara biologis, beberapa penelitian menunjukkan bahwa eksibisionisme dapat terkait dengan gangguan hormonal atau masalah genetik.
Namun, sebagian besar kasus eksibisionisme lebih terkait dengan masalah psikologis dan lingkungan, seperti depresi, cemas, tekanan, atau stres.
Terkait dengan lingkungan, eksibisionisme dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti pengalaman trauma, pelecehan seksual, atau kekurangan hubungan interpersonal yang sehat.
Hal ini dapat memengaruhi individu untuk mengalami kecemasan atau tekanan yang berlebihan dan kemudian mengembangkan dorongan untuk melakukan tindakan eksibisionis.
Gejala-gejala eksibisionisme dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, namun umumnya meliputi dorongan untuk mengekspos alat kelamin mereka, fantasi seksual yang berkaitan dengan eksibisionisme, dan tindakan eksibisionis yang sebenarnya, seperti menunjukkan alat kelamin kepada orang asing atau memamerkan diri di depan orang lain.
Kondisi ini dapat sangat mengganggu kehidupan sosial dan pekerjaan seseorang dan dapat berdampak buruk pada hubungan interpersonal.
Pengobatan untuk eksibisionisme biasanya melibatkan terapi perilaku kognitif dan psikoterapi. Terapi perilaku kognitif dapat membantu individu mengatasi dorongan eksibisionisme mereka dan mengembangkan strategi untuk mengelola stres dan kecemasan.
Psikoterapi dapat membantu individu mengidentifikasi dan mengatasi masalah psikologis dan lingkungan yang mungkin berkontribusi pada gangguan eksibisionisme mereka.
Dalam beberapa kasus, obat-obatan juga dapat digunakan sebagai pengobatan eksibisionisme, namun biasanya hanya diresepkan oleh dokter atau psikiater terkait.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala eksibisionisme, segeralah mencari bantuan medis dan konsultasikan dengan dokter atau terapis untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"