KONTEKS.CO.ID – Sebanyak 32 biksu melakukan perjalanan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur, di Magelang, Jawa Tengah. Perjalanan ini merupakan sebuah perayaan dalam rangka memperingati hari suci agama Budha, Waisak.
Perjalanan spiritual yang melintasi negara ini dikenal sebagai Thudong, yang merujuk pada perjalanan spiritual umat Budha dengan berjalan kaki.
Para biksu ini telah memulai perjalanan mereka sejak 23 Maret 2023, mulai dari Nakhon Si Thammarat, Thailand.
Mereka berasal dari berbagai negara di Asia Tenggara, termasuk Thailand, Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Mereka akan tiba di Candi Borobudur pada Hari Raya Waisak tanggal 4 Juni 2023.
Dalam aliran agama Budha, terdapat beberapa sebutan yang berbeda untuk biksu, seperti Biksu, Bhante, dan Bhikkhu. Apakah perbedaan di antara ketiganya?
Dalam agama Budha, terdapat perbedaan yang signifikan antara Biksu, Bhante, dan Bhikkhu.
Biksu, Bhante, dan Bhikkhu pada dasarnya adalah rohaniawan laki-laki dalam agama Budha. Meski memiliki peran yang sama, perbedaan penyebutan antara biksu dan bhikkhu di Indonesia tergantung pada sekte agama Budha yang mereka anut.
Menurut beberapa sumber, baik biksu maupun bhikkhu mendapat sebutan sebagai Bhante untuk menunjukkan keakraban.
Namun, dalam aliran Mahayana yang berkembang di Korea, Tiongkok, Jepang, dan Vietnam lebih mengenal sebutan Biksu untuk menyebut rohaniawan Budha.
Sementara itu, Bhikkhu merujuk pada rohaniawan Budha dalam aliran Theravada di Thailand, Sri Lanka, Myanmar, Kamboja, dan Vietnam.
Perbedaan penyebutan ini tidak berlaku di tingkat internasional, meskipun terdapat perbedaan dalam cara berpakaian antara kedua kelompok tersebut. Itulah perbedaan antara biksu, bhikkhu, dan bhante.
Tradisi Thudong sudah menjadi bagian dari tradisi agama Budha selama ratusan tahun. Thudong merupakan suatu perjalanan spiritual seorang biksu dengan berjalan kaki sejauh puluhan ribu kilometer.
Selama melakukan perjalanan, mereka tidak menginap di rumah ataupun penginapan, melainkan tidur di tempat ibadah. Sebelumnya, mereka beristirahat di Wihara Buddha Dharma, makan, dan menyapa umat Budha.
Perjalanan spiritual ini merupakan wujud pengabdian dan komitmen para biksu dalam memperkuat iman dan meneladani ajaran agama Budha.
Dengan perayaan ini, harapannya ajaran Budha dapat menyebarkan pesan kebaikan dan perdamaian kepada masyarakat luas.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"