KONTEKS.CO.ID — Kekeringan adalah bencana alam yang memiliki dampak serius bagi lingkungan dan kehidupan manusia.
Dalam diskusi tentang penyebab kekeringan, seringkali kita mendengar faktor-faktor seperti perubahan iklim, pola hujan yang tidak teratur, atau pemanasan global.
Namun, di balik faktor-faktor yang umum tersebut, terdapat penyebab kekeringan yang terabaikan namun memiliki peran penting dalam terjadinya fenomena ini.
Dalam artikel ini seperti disarikan dari berbagai sumber, kita akan melampaui permukaan dan menjelajahi beberapa penyebab kekeringan yang jarang dibahas, namun memainkan peran krusial dalam terjadinya bencana ini.
Beberapa Penyebab Kekeringan yang Jarang Diperhatikan
Pola Pembangunan yang Tidak Berkelanjutan yang Menyebabkan Kekeringan
Salah satu penyebab kekeringan yang sering terabaikan adalah pola pembangunan yang tidak berkelanjutan.
Di banyak daerah, pembangunan yang tidak mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan telah menyebabkan kerusakan ekosistem, deforestasi, dan perubahan tata guna lahan yang drastis.
Dampak dari pola pembangunan ini adalah hilangnya fungsi hutan dan lahan penyerap air, yang menyebabkan penurunan aliran air permukaan dan meningkatkan risiko kekeringan.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempertimbangkan aspek lingkungan secara holistik dalam setiap kebijakan pembangunan.
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Tidak Efektif
Pengelolaan yang tidak efektif terhadap sumber daya air juga menjadi salah satu penyebab kekeringan yang terabaikan.
Kebutuhan akan air yang terus meningkat dalam berbagai sektor, seperti pertanian, industri, dan pemukiman, seringkali tidak diimbangi dengan pengelolaan yang baik.
Ketidakefektifan dalam penyimpanan air, kurangnya infrastruktur irigasi yang memadai, atau penggunaan air secara berlebihan tanpa memperhatikan keberlanjutan, dapat menguras sumber daya air dan meningkatkan risiko kekeringan.
Diperlukan pendekatan yang terintegrasi dalam pengelolaan sumber daya air, termasuk konservasi, efisiensi penggunaan air, dan peningkatan infrastruktur yang mendukung.
Perubahan Tata Gunung dan Pola Tanam
Perubahan tata guna lahan dan pola tanam juga memainkan peran penting dalam terjadinya kekeringan.
Konversi lahan pertanian menjadi lahan perkotaan atau industri mengurangi luas lahan yang dapat menyerap air hujan dan menyimpannya dalam tanah.
Selain itu, pola tanam yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan, seperti monokultur atau penggunaan pestisida yang berlebihan, dapat merusak kesuburan tanah dan mengurangi daya serap air.
Penting bagi kita untuk mengadopsi praktik pertanian yang berkelanjutan, seperti polikultur, penggunaan pupuk organik, dan konservasi tanah, guna menjaga kesuburan tanah dan mengurangi risiko kekeringan.
Pencemaran Air dan Kerusakan Ekosistem
Pencemaran air dan kerusakan ekosistem juga dapat menjadi penyebab kekeringan yang terabaikan.
Limbah industri, limbah pertanian, atau limbah domestik yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari sumber air dan mengurangi kualitasnya.
Selain itu, kerusakan ekosistem, seperti penurunan kualitas hutan, hilangnya vegetasi, atau kehilangan keanekaragaman hayati, juga dapat mempengaruhi siklus air dan menyebabkan peningkatan risiko kekeringan.
Perlindungan dan pemulihan ekosistem yang rusak, serta pengelolaan limbah yang efektif, merupakan langkah penting dalam mencegah kekeringan.
Kini menjadikan perhatian dengan terdapat berbagai faktor penyebab kekeringan yang sering terabaikan.
Pola pembangunan yang tidak berkelanjutan, pengelolaan sumber daya air yang tidak efektif, perubahan tata guna lahan dan pola tanam yang tidak sesuai, serta pencemaran air dan kerusakan ekosistem, semuanya memiliki kontribusi dalam terjadinya bencana kekeringan.
Untuk mencegah dan mengurangi risiko kekeringan, diperlukan tindakan yang holistik dan berkelanjutan, baik dari segi kebijakan pembangunan, pengelolaan sumber daya air, praktik pertanian, maupun perlindungan lingkungan. Semoga bermanfaat!***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"