KONTEKS.CO.ID – Hipertiroidisme adalah kondisi medis di mana kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin (T4) dalam jumlah yang berlebihan.
Tiroksin adalah hormon yang penting dalam mengatur metabolisme tubuh. Ketika produksi tiroksin berlebihan, metabolisme tubuh meningkat dan menyebabkan berbagai gejala yang tidak nyaman.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih jauh tentang hipertiroidisme, faktor penyebabnya, serta gejala yang terkait.
Penyebab Hipertiroidisme
Hipertiroidisme dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:
1. Penyakit Graves
Penyakit Graves adalah penyebab paling umum. Ini adalah kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid dan merangsang produksi tiroksin yang berlebihan.
2. Gondok beracun multinodular
Gondok beracun multinodular terjadi ketika nodul tiroid (pertumbuhan abnormal di kelenjar tiroid) merangsang produksi tiroksin secara berlebihan.
3. Adenoma tiroid toksik.
Adenoma tiroid toksik adalah tumor jinak di kelenjar tiroid yang menghasilkan tiroksin dengan tidak terkendali.
4. Efek samping obat-obatan.
Beberapa obat, seperti amiodarone, litium, atau interferon alfa, dapat menyebabkan hipertiroidisme sebagai efek samping.
Gejala Hipertiroidisme
Hipertiroidisme dapat menyebabkan berbagai gejala yang mempengaruhi berbagai sistem tubuh, termasuk:
1. Perubahan berat badan.
Seseorang dengan hipertiroidisme mungkin mengalami penurunan berat badan yang tidak disengaja meskipun nafsu makan yang meningkat.
2. Kekurangan energi.
Metabolisme yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan otot, dan penurunan daya tahan fisik.
3. Gangguan tidur.
Kesulitan tidur atau insomnia adalah gejala yang umum pada hipertiroidisme.
4. Gangguan mental dan emosional.
Peningkatan produksi hormon tiroid dapat mempengaruhi keseimbangan mental dan emosional, menyebabkan kecemasan, iritabilitas, dan mood yang tidak stabil.
5. Perubahan pada sistem kardiovaskular.
Hipertiroidisme dapat menyebabkan detak jantung yang cepat atau tidak teratur, tekanan darah tinggi, dan palpitasi jantung.
6. Diagnosis dan Pengobatan.
Penyakit ini dapat didiagnosis melalui pemeriksaan fisik, tes darah untuk mengukur tingkat hormon tiroid, dan tes penunjang lainnya seperti scan tiroid atau ultrasonografi.
Pengobatan Hipertiroidisme.
Pengobatan hipertiroidisme dapat melibatkan pendekatan berbeda tergantung pada penyebabnya. Beberapa pilihan pengobatan termasuk:
1. Obat antitiroid.
Obat-obatan ini membantu menghambat produksi hormon tiroid yang berlebihan.
2. Terapi radioaktif.
Terapi radioaktif menggunakan yodium radioaktif untuk menghancurkan sebagian kelenjar tiroid yang berfungsi berlebihan.
3. Pembedahan.
Pilihan terakhir adalah operasi untuk mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar tiroid jika pengobatan lain tidak efektif atau jika ada risiko kanker tiroid.
Hipertiroidisme adalah kondisi di mana kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin secara berlebihan, yang menyebabkan peningkatan metabolisme tubuh.
Faktor penyebabnya dapat bervariasi, termasuk penyakit Graves, gondok beracun multinodular, adenoma tiroid toksik, atau efek samping obat-obatan.
Gejalanya meliputi perubahan berat badan, kekurangan energi, gangguan tidur, gangguan mental dan emosional, serta perubahan pada sistem kardiovaskular.
Diagnosis dan pengobatan harus dilakukan oleh profesional medis yang kompeten. Dengan penanganan yang tepat, hipertiroidisme dapat dikendalikan dan gejalanya dapat dikelola secara efektif.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"