KONTEKS.CO.ID – Inses merupakan dari istilah “incest” dalam bahasa Inggris, merujuk pada hubungan seksual atau perkawinan antara anggota keluarga yang memiliki ikatan darah dekat.
Perkawainan sedarah adalah fenomena sosial yang tabu dan masyarakat tidak menerimanya.
Inses dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti hubungan seksual antara orang tua dan anak, saudara kandung, atau kerabat dekat lainnya.
Karena hubungan tersebut melibatkan orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan yang erat, inses sering kali dianggap melanggar norma etika, moral, dan hukum.
Alasan Inses Tabu dalam Masyarakat
Pertama, perkawinan sedarah ini dapat menyebabkan konflik kepentingan dan ketidakadilan dalam hubungan keluarga.
Hal ini dapat mengganggu keseimbangan kekuasaan, memicu ketidakseimbangan emosional, dan merusak ikatan keluarga yang sehat.
Kedua, inses juga dapat meningkatkan risiko kelainan genetik pada keturunan. Ketika orang tua yang memiliki kekerabatan dekat memiliki anak, ada kemungkinan terjadinya penumpukan gen yang berpotensi menyebabkan kelainan genetik atau cacat bawaan pada keturunan tersebut.
Ketiga, secara hukum inses umumnya melarang, dianggap sebagai tindakan kriminal di banyak negara.
Hal tersebut untuk melindungi kepentingan individu, melarang pelecehan seksual dalam hubungan keluarga, dan mencegah risiko kesehatan pada keturunan.
Dalam masyarakat modern, perkawinan sedarah merupakan pelanggaran etika dan moral yang serius.
Masyarakat umumnya mengedepankan nilai-nilai keluarga yang sehat, saling menghormati, dan menjaga integritas struktur keluarga yang normal.
Dalam penulisan ini, artikel ini hanya memberikan pemahaman umum tentang inses dan penerimaan pandangan sosial yang umum.
Setiap negara memiliki peraturan dan pandangan budaya yang berbeda terkait inses, dan sangat penting untuk mengikuti hukum dan norma sosial yang berlaku di masyarakat tempat tinggal.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"