KONTEKS.CO.ID – Malam Satu Suro adalah salah satu perayaan penting dalam tradisi Jawa yang memiliki makna mendalam bagi masyarakatnya.
Tradisi ini dirayakan pada tanggal 1 Suro, yang merupakan tahun baru dalam penanggalan Jawa.
Malam Satu Suro memiliki beberapa makna dan tafsiran yang berbeda, tergantung pada keyakinan dan wilayah masing-masing.
Berikut adalah beberapa makna dan simbolisme mendalam Malam Satu Suro dalam Tradisi Orang Jawa:
1. Makna sebagai Tahun Baru Jawa
Malam Satu Suro merupakan momen pergantian tahun dalam penanggalan Jawa.
Pada malam ini, orang Jawa merayakan tahun baru dengan semangat baru, harapan, dan doa untuk kesuksesan dan kebahagiaan di tahun yang akan datang.
2. Makna sebagai Hari Berkabung
Di beberapa daerah di Jawa, Malam Satu Suro juga dianggap sebagai hari berkabung.
Konon, pada malam ini, banyak peristiwa bersejarah yang tragis terjadi dalam sejarah Jawa, seperti peperangan atau bencana alam.
Oleh karena itu, masyarakat Jawa menyelenggarakan ritual-ritual keagamaan untuk menghormati leluhur dan memohon keselamatan.
3. Makna sebagai Hari Mendekatkan Diri pada Tuhan
Malam Satu Suro juga dipandang sebagai waktu yang baik untuk beribadah dan mendekatkan diri pada Tuhan.
Masyarakat Jawa melaksanakan doa-doa dan ritual keagamaan untuk memohon berkah, perlindungan, dan petunjuk dari Tuhan di tahun yang baru.
4. Makna sebagai Hari Bersih-Bersih dan Renungan
Malam Satu Suro juga menjadi momen untuk membersihkan rumah dan lingkungan sekitar.
Hal ini dimaknai sebagai persiapan untuk menyambut tahun baru dengan suasana yang bersih dan rapi.
Selain itu, masyarakat juga merenungkan perjalanan hidup dan mengambil hikmah dari pengalaman di tahun sebelumnya.
5. Makna sebagai Hari Berkumpul Bersama Keluarga
Malam Satu Suro menjadi kesempatan bagi keluarga untuk berkumpul bersama, saling berbagi cerita, dan merayakan momen berharga.
Perayaan ini memperkuat ikatan keluarga dan memupuk nilai-nilai gotong royong serta kebersamaan.
Meskipun makna dan tafsiran Malam Satu Suro bisa berbeda di setiap daerah dan kelompok masyarakat Jawa, namun kesemuanya mengajarkan nilai-nilai kearifan lokal, kebersamaan, dan spiritualitas.
Perayaan ini menjadi bagian dari identitas budaya yang kaya dan terus dilestarikan oleh masyarakat Jawa hingga saat ini.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"