KONTEKS.CO.ID – Seorang anak dapat mewarisi sifat dari kedua orang tuanya, terutama melalui faktor genetik yang memainkan peran utama dalam pembentukan kepribadian dan karakternya.
Setiap anak mewarisi setengah dari DNA-nya kedua orang tuanya, namun gen-gen tertentu dari salah satu orang tua, baik ayah maupun ibu bersifat dominan. Hal inilah yang akan memengaruhi ekspresi gen pada anak.
Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa faktor genetik memiliki peran penting dalam membentuk sifat dan kepribadian anak.
Proses pewarisan sifat dari orang tua terjadi melalui penggabungan materi genetik saat fertilisasi.
Sel sperma dari ayah dan sel telur dari ibu bergabung, membentuk zigot yang mengandung gabungan gen dari keduanya.
Kemiripan fisik dan sifat antara anak dan orang tuanya terjadi karena susunan gen yang disebut genotipe.
Sifat dominan juga memainkan peran dalam menentukan ciri fisik atau sifat anak yang lebih mirip dengan salah satu orang tua. Sifat dominan, yang lebih kuat, dapat menutupi sifat lain dalam persilangan genetik.
Studi tentang kepribadian menunjukkan bahwa sekitar 30% hingga 60% dari sifat orang tua bisa terwariskan kepada anak.
Sebagai contoh, beberapa ciri kepribadian seperti kecerdasan, temperamen, dan tipe kepribadian (introvert atau ekstrovert) memiliki komponen genetik yang bisa ayah atau ibu wariskan.
Namun, faktor lingkungan juga memiliki peran dalam membentuk kepribadian anak.
Sejumlah sifat anak dapat terwariskan secara khusus dari ayahnya, seperti kecerdasan, tipe kepribadian, dan temperamen.
Sementara itu, sifat seperti ingatan kuat, aktif berbicara, kecenderungan khawatir, keterampilan memasak, selera berpakaian, kepercayaan diri, dan sifat dermawan bisa anak dapat dari ibunya.
Dengan demikian, warisan sifat dari orang tua kepada anak melibatkan interaksi kompleks antara faktor genetik dan lingkungan, yang bersama-sama membentuk karakter dan kepribadian unik setiap individu.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"