KONTEKS.CO.ID – Cacar monyet dan cacar air memiliki kemiripan visual, tetapi perbedaan yang signifikan terletak pada jenis virus, gejala, dan perkembangannya.
Baru-baru ini, munculnya kasus cacar monyet (Monkeypox) di beberapa negara Eropa kembali menarik perhatian dunia.
Beda Gejala Monkeypox dengan Cacar Air
Meskipun jarang terjadi, cacar monyet (Monkeypox) merupakan penyakit yang berbahaya dan sangat menular yang harus diwaspadai.
Cacar monyet termasuk dalam kategori penyakit zoonosis, yang berarti dapat ditularkan tidak hanya antara hewan, tetapi juga dari hewan ke manusia.
Bagaimana Cara Membedakannya Cacar Monyet (Monkeypox) dan Cacar Air?
Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, sedangkan cacar air disebabkan oleh virus Varicella-zoster. Gejala cacar monyet mirip dengan cacar air, tetapi biasanya lebih ringan.
Gejala klinis melibatkan demam, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan potensi komplikasi medis.
Perbedaan utama antara gejala cacar monyet dan cacar air adalah cacar monyet bisa menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati), sedangkan cacar air tidak.
Secara umum, cacar monyet bisa sembuh sendiri dalam waktu 2-4 minggu, namun kasus yang parah juga bisa membahayakan jiwa.
Cacar air atau chickenpox menyebabkan ruam gatal dengan lepuh kecil berisi cairan. Ruam ini muncul 10-21 hari setelah terpapar virus dan berlangsung sekitar lima hingga 10 hari.
Gejala lain termasuk demam, sakit kepala, kehilangan selera makan, kelelahan, dan perasaan tidak sehat secara umum.
Cacar air sangat menular kepada mereka yang belum pernah mengidapnya dan belum menjalani vaksinasi. Gejala awal demam cacar monyet tinggi, diikuti oleh munculnya ruam dalam 1-3 hari.
Penyebaran cacar monyet lebih lambat daripada cacar air, membutuhkan waktu 3-4 minggu, sementara cacar air bisa menyebar dengan mudah antar manusia.
Meskipun cacar air mudah menular, biasanya tidak menimbulkan penyakit yang parah dan gejalanya membaik dalam 4–7 hari.
Sebaliknya, cacar monyet mampu bertahan lebih lama, sekitar 2–4 minggu, bahkan sampai menyebabkan kematian pada 1 dari 10 orang yang terinfeksi.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"