KONTEKS.CO.ID – Pneumonia adalah infeksi akut pada saluran pernapasan yang dapat memengaruhi salah satu atau kedua paru-paru.
Penyebab pneumonia tidak terbatas pada satu faktor, bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang tersebar di udara.
Anak-anak yang terinfeksi pneumonia akan mengalami kesulitan bernapas karena paru-parunya terisi nanah dan cairan. Gejala lain meliputi demam, batuk, dan wheezing (mengi).
Pneumonia menjadi penyebab kematian terbesar pada anak dibandingkan penyakit menular lainnya, dengan 800.000 balita meninggal setiap tahun di seluruh dunia.
Di Indonesia, lebih dari 19.000 balita meninggal karena pneumonia pada tahun 2018, setara dengan lebih dari 2 anak setiap jam. Sebanyak 50% kematian anak akibat pneumonia berkaitan dengan polusi udara.
Meskipun sistem kekebalan yang sehat seharusnya melindungi tubuh dari infeksi, ada banyak faktor yang bisa melemahkan perlindungan tubuh, dan polusi udara menjadi salah satu faktornya, terutama di dalam ruangan.
Polusi udara di luar ruangan menjadi ancaman serius bagi anak-anak, terutama dengan urbanisasi yang meningkat di negara-negara dengan tingkat pneumonia tinggi.
Namun, polusi udara di dalam ruangan, yang berasal dari bahan bakar untuk memasak dan pemanas juga memberikan risiko global lebih tinggi.
Polusi udara di dalam ruangan berkontribusi sebanyak 62% terhadap kematian anak akibat pneumonia yang terkait dengan polusi udara.
Berikut adalah enam dampak jangka panjang pneumonia pada paru-paru anak:
- Penurunan fungsi paru-paru: Pneumonia parah dapat menyebabkan jaringan parut di paru-paru, mengurangi kemampuan paru-paru untuk berfungsi secara optimal.
- Bronkiektasis: Pneumonia dapat merusak saluran bronkial, menyebabkan bronkiektasis, yang dapat mengakibatkan batuk kronis dan kesulitan bernapas.
- Risiko asma: Anak-anak yang mengalami pneumonia memiliki risiko lebih tinggi terkena asma karena peradangan kronis pada saluran napas.
- Melemahkan sistem kekebalan tubuh: Pneumonia dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, meninggalkan paru-paru lebih rentan terhadap infeksi.
- Gangguan pertumbuhan paru-paru: Pneumonia dapat mengganggu pertumbuhan normal paru-paru, membatasi kapasitasnya untuk berfungsi secara optimal.
- Dampak psikologis dan emosional: Anak-anak yang pernah mengalami pneumonia parah mungkin mengalami dampak psikologis dan emosional, seperti kecemasan terhadap masalah pernapasan.
Untuk mencegah dampak jangka panjang ini, beberapa langkah bisa mereka ambil, seperti memastikan anak mendapatkan vaksinasi yang direkomendasikan, mencari bantuan medis segera saat gejala pneumonia muncul, mendorong kebersihan dan mencuci tangan, serta memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak.
Mencuci tangan dengan sabun juga dapat mengurangi risiko pneumonia hingga 50%.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"