KONTEKS.CO.ID – Tanaman palawija merupakan salah satu komoditas utama yang ditanam oleh petani, melibatkan pangan, hortikultura, dan tanaman tahunan.
Fokus utama seringkali terarah pada tanaman pangan, termasuk di antaranya tanaman palawija yang tumbuh saat musim kemarau.
Syarat Tumbuh Tanaman Palawija
Di Indonesia, para petani banyak menanam palawija di ladangnya selama musim kemarau karena tanaman ini membutuhkan pengairan yang minim.
Kelebihan ini membuat perawatan hingga panen menjadi lebih mudah pada saat musim kemarau.
Untuk tanaman palawija, terdapat beberapa syarat tumbuh yang perlu diperhatikan. Tanaman ini bisa ditanam di berbagai lokasi selama tidak ada genangan air, termasuk tanah gambut.
Tanah jenis Latosol dengan pH antara 4,5 hingga 6,5 merupakan lingkungan yang cocok untuk menanam palawija. Selain itu, ada juga yang bisa digunakan yaitu jenis tanah Regosol karena memiliki karakteristik pH yang mirip dengan Latosol.
Faktor-faktor seperti varietas tanaman, penataan lahan, pengaturan air, dan pengelolaan lahan juga berperan penting dalam mendapatkan hasil yang optimal.
Karakteristik Tanaman Palawijaya
Beberapa karakteristik tanaman palawija antara lain:
- Termasuk tanaman semusim.
- Ditanam pada musim kemarau karena kebutuhan airnya yang minim.
- Mampu tumbuh di lahan masam dengan rentang pH antara 4,5 hingga 6,5.
- Jenisnya sangat bervariasi, sebagian besar berfungsi sebagai tanaman pangan pengganti padi.
- Morfologi tanaman palawija bervariasi sesuai dengan jenisnya.
Contoh tanaman palawija yang umum dijumpai meliputi singkong, kentang, dan kedelai.
Singkong, selain diolah menjadi makanan pengganti beras, juga dapat dimanfaatkan dari daunnya.
Kentang, yang sering ditemui di dataran tinggi, memiliki kandungan karbohidrat tinggi sebagai bagian dari makanan pokok.
Sementara kedelai, sebagai sumber protein populer, biasanya diolah menjadi berbagai produk sehat seperti tempe, tahu, dan susu kedelai.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"