KONTEKS.CO.ID – Istilah Carbon Capture Storage (CSS) sempat disinggung oleh Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka saat bertanya kepada cawapres nomor urut 3, Mahfud Md.
Namun, Mahfud tidak spesifik menjelaskan soal CCS tersebut karena Ia hanya menjawab secara umum soal proses penyusunan regulasi.
Oleh karena itu, Gibran mengaku belum puas dengan jawaban Mahfud terkait regulasi CCS. Ia merasa Mahfud belum menjawab pertanyaannya.
Apa itu Carbon Capture Storage (CSS)?
Carbon Capture and Storage (CSS) menurut definisi dari Kementerian ESDM, merupakan salah satu teknologi mitigasi pemanasan global yang bertujuan untuk mengurangi emisi CO2 ke atmosfer.
Proses CSS bermula dari pemisahan dan penangkapan CO2 dari sumber emisi gas buang (flue gas). CO2 yang tertangkap kemudian disimpan melalui proses transportasi dan penyimpanan.
Pada tahap transportasi, CO2 dapat diangkut menggunakan pipa atau tanker, mirip dengan pengangkutan gas pada umumnya.
Sementara pada tahap penyimpanan, CO2 dapat disimpan dalam lapisan batuan di bawah permukaan bumi, agar tidak terlepas ke atmosfer.
Sebagai alternatif, CO2 dapat diinjeksikan ke dalam laut pada kedalaman tertentu.
Teknologi absorpsi yang umumnya digunakan dalam industri dilibatkan dalam proses pemisahan dan penangkapan CO2.
Proses ini sering diterapkan dalam produksi hidrogen, baik pada skala laboratorium maupun komersial.
Menurut International Energy Agency (IEA), sekitar 56% dari total emisi global CO2 disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.
Lebih dari 60% dari emisi ini berasal dari pembangkit listrik batubara (PLTU). Sisanya berasal dari tenaga gas (PLTG), tenaga diesel (PLTD) dan Industri lainnya.
Carbon Capture and Storage melibatkan penangkapan CO2, khususnya dari sumber besar seperti pembangkit listrik atau fasilitas industri yang menggunakan bahan bakar fosil atau biomassa.
Setelah tertangkap, CO2 dapat diangkut dan digunakan dalam berbagai aplikasi, atau disimpan dalam formasi geologi yang dalam, seperti reservoir minyak dan gas yang sudah tidak produktif.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"