KONTEKS.CO.ID – Lebaran ketupat, sebuah tradisi unik masyarakat Muslim di Jawa, dirayakan sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri. Acara ini mengandung banyak makna yang kaya.
Pada tahun ini, perayaan lebaran ketupat jatuh pada hari Rabu, 17 April 2024. Tetapi, bagaimana sebenarnya hukum dan filosofi dibalik perayaan Lebaran ketupat?
Hukum Merayakan Lebaran Ketupat
Dalam Islam, perayaan Lebaran ketupat diperbolehkan. Menurut KH Ma’ruf Khozin, perayaan ini bukanlah tambahan ibadah melainkan bentuk dari pemberian sedekah makanan berupa ketupat.
Selain itu, dalam Fatwa Al-Azhar, Juz 10, halaman 160 menjelaskan bahwa bentuk perayaan apapun yang baik adalah diperbolehkan, selama tujuannya sesuai dengan syariat Islam dan rangkaian acaranya tetap dalam koridor Islam.
Oleh karena itu, perayaan semacam ini dapat disebut sebagai perayaan, karena yang penting adalah substansinya, bukan nama yang digunakan.
Filosofi Lebaran Ketupat
Mengutip dari website Nahdlatul Ulama (NU), Pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Buntet Pesantren Subchi A Fikri menjelaskan makna khusus di balik ketupat.
Asal-usul kata “ketupat” atau “kupat” dalam bahasa Jawa adalah dari kata “Ngaku Lepat” dan “Ngaku Papat”.
“Ngaku Lepat” berarti mengakui kesalahan, sedangkan “Ngaku Papat” berarti empat tindakan yang dilakukan dalam perayaan Lebaran.
Pertama, Lebaran menandakan berakhirnya waktu puasa. Kata “lebar” bermakna pintu ampunan yang terbuka lebar.
Kedua, “luberan” menggambarkan ajaran bersedekah kepada kaum miskin. Seperti memberikan zakat sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama manusia.
Selain itu, ada makna filosofis lain dari ketupat. Ketupat merefleksikan kesalahan-kesalahan manusia, terlihat dari kerumitan proses pembuatannya.
Ketupat juga menandakan kesucian hati. Ketika membuka ketupat, nasi putih yang bersih melambangkan kebersihan dan kesucian setelah meminta ampunan atas kesalahan.
Terakhir, ketupat mencerminkan kesempurnaan karena bentuknya ibarat sebagai kemenangan umat Muslim setelah sebulan berpuasa dan merayakan Lebaran.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"