KONTEKS.CO.ID – Orangutan, primata besar yang hanya ditemukan di hutan hujan Sumatra dan Borneo, merupakan simbol keanekaragaman hayati Asia Tenggara.
Sayangnya, populasi mereka terus mengalami penurunan yang cepat.
Para peneliti memperingatkan bahwa jika tren ini terus berlanjut, orangutan berpotensi menghadapi kepunahan di alam liar.
Melansir berbagai sumber, berikut 3 alasan mengapa orangutan menjadi langka.
1. Perdagangan Satwa Ilegal
Perdagangan satwa ilegal telah menjadi bisnis yang menguntungkan, dan orangutan sering menjadi korban.
Anak orangutan dijual sebagai hewan peliharaan eksotis di pasar gelap. Proses penangkapan ini sangat brutal.
Bayi orangutan harus dipisahkan dari induknya, yang biasanya berarti membunuh induk orangutan tersebut.
Selain itu, orangutan yang diselundupkan sering kali mengalami stres berat, cedera, dan penanganan yang buruk.
Hal ini menyebabkan tingkat kematian yang tinggi di antara individu-individu yang ditangkap.
2. Perburuan Liar
Perburuan liar merupakan ancaman serius bagi kelangsungan hidup orangutan.
Meskipun undang-undang melindungi mereka, praktik perburuan masih tetap terjadi.
Orangutan dapat diburu untuk diambil bagian tubuhnya, atau dalam kasus yang lebih tragis, mereka dibunuh karena dianggap sebagai hama yang merusak tanaman pertanian.
3. Deforestasi
Hutan hujan tropis di Sumatra dan Borneo adalah habitat alami orangutan.
Namun, deforestasi besar-besaran untuk pembukaan lahan, terutama untuk perkebunan kelapa sawit, telah menghancurkan habitat mereka.
Menurut World Wildlife Fund (WWF), lebih dari 80% habitat alami orangutan telah hilang dalam beberapa dekade terakhir.
Hilangnya hutan tidak hanya mengurangi tempat tinggal mereka tetapi juga mengurangi sumber makanan alami.
Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap kelaparan dan konflik dengan manusia.
Upaya Pelestarian dan Masa Depan Orangutan
Untuk mengatasi masalah ini, berbagai upaya konservasi telah dilakukan, termasuk patroli hutan untuk mencegah perburuan liar, program rehabilitasi orangutan, dan kampanye anti perdagangan satwa ilegal.
Organisasi lingkungan seperti WWF dan Borneo Orangutan Survival Foundation terus bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat lokal untuk melindungi habitat orangutan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian spesies ini.
Namun, keberhasilan upaya pelestarian ini sangat bergantung pada dukungan semua pihak, termasuk masyarakat internasional.
Dengan mengurangi konsumsi produk yang berasal dari perkebunan yang merusak habitat orangutan, mendukung undang-undang yang lebih ketat terhadap perdagangan satwa liar, dan berpartisipasi dalam kampanye pelestarian, kita semua dapat membantu memastikan masa depan yang lebih baik bagi orangutan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"