KONTEKS.CO.ID — Konsumerisme adalah gaya hidup yang lebih mengagungkan kepemilikan ekonomi.
Pengertian konsumerisme yang lain yaitu paham atau ideologi kelompok menjalankan proses konsumsi dan pemakaian barang-barang produksi secara berlebihan.
Budaya konsumerisme lebih merugikan dibandingkan menguntungkan. Dampak konsumerisme membuat seseorang malas bekerja, kehilangan daya juang, boros, konsumtif, dan kurangnya keinginan untuk maju.
Contoh Konsumerisme
Konsumerisme ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Konsumerisme menjadi gaya hidup untuk mencapai kesenangan dan kenikmatan semata.
Konsumen akan mencari waktu untuk mencari barang yang berbeda atau menarik perhatian. Berikut contoh konsumerisme:
- Selebriti mengikuti tren mengoleksi barang-barang mewah seperti tas yang harganya ratusan juta.
- Orang-orang menginginkan ponsel keluaran terbaru.
- Masyarakat mengikuti tren yang ada di media sosial seperti membeli sepatu, pakaian, hingga peralatan make up.
- Adanya tren mengoleksi barang mewah untuk menarik perhatian.
Dampak Negatif Konsumerisme
Konsumerisme menimbulkan dampak negatif dan positif. Adanya globalisasi dan kemajuan teknologi memunculkan gaya hidup ini. Berikut dampak negatif dari konsumerisme:
- Menciptakan gaya hidup boros.
- Tidak bisa mengendalikan antara pengeluaran dan pemasukan uang.
- Dapat memicu tekanan sosial.
- Menambah angka kemiskinan.
- Mengubah perilaku seseorang seperti memicu sifat ambisius dan rasa tidak puas.
- Terjadi ketimpangan kelas sosial.
- Memunculkan gaya hidup mewah.
Meski memiliki dampak negatif, konsumerisme juga berdampak positif. Contohnya saja seseorang termotivasi untuk menambah pemasukan dan bekerja keras untuk mendapatkan pendapatan lebih.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"