KONTEKS.CO.ID – Makhluk hidup terdiri dari berbagai macam molekul besar, salah satunya adalah zat kitin. Zat kitin adalah sebuah rantai panjang polimer yang termasuk karbohidrat kompleks dari turunan glukosa.
Zat kitin termodifikasi dengan unsur nitrogen dan memiliki rumus kimia (C8H13O5N)n. Lebih dari satu miliar ton kitin tersintesis setiap tahunnya oleh organisme, yang membuatnya menjadi salah satu molekul penting dalam kehidupan.
Zat tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Pancis bernama Henri Braconnot pada tahun 1811 ketika mempelajari ekstrak dari jamur yang tidak larut dalam asam sulfat.
Salah satu fungsi utama zat kitin adalah sebagai polimer struktural yang menyusun bagian tubuh makhluk hidup. Seperti halnya selulosa dan keratin, zat tersebut membentuk cangkang arthropoda seperti kepiting dan lobster. Selain itu juga membangun struktur tubuh serangga, sisik ikan, jamur dan invertebrata.
Selain sebagai pembangun tubuh makhluk hidup, zat kitin juga memiliki berbagai kegunaan dalam industri. Beberapa di antaranya adalah sebagai pewarna, perekat kosmetik, obat-obatan, zat aditif makanan, agen anti-inflamasi, plastik biodegradable, agen flokulasi air limbah, pengental dan pengemulsi makanan, serta penstabil dalam kembang gula, makanan, dan minuman lainnya.
Penggunaannya dalam industri semakin populer karena sifatnya yang ramah lingkungan. Zat tersebut banyak terdapat secara melimpah pada kulit udang dan kepiting. Selain itu juga dapat terdegradasi secara alami, sehingga tidak menimbulkan masalah limbah dan pencemaran lingkungan.
Meski demikian, penggunaan zat ini dalam industri masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan keamanannya. Selain itu, perlu adanya pengelolaan bahan baku dan limbah yang baik agar penggunaannya tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"